TEMANGGUNG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memperluas areal tanaman kopi arabika, 250-300 hektar per tahun, mulai tahun ini. Upaya ini akan dilakukan berkelanjutan demi menggenjot produksi dan memenuhi tingginya permintaan pasar terutama dari luar negeri.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin Z mengatakan, pihaknya pun menyiapkan bantuan benih untuk dibagikan kepada petani.
”Untuk program perluasan areal kopi arabika ini, kami menyiapkan 1.600-2.000 batang tanaman per hektar,” ujarnya saat ditemui di sela-sela pembukaan Festival Kopi Ke-4 Kabupaten Temanggung di Gedung Pemuda, Kabupaten Temanggung, Jumat (28/9/2018).
Dalam upaya perluasan ini, menurut dia, Pemerintah Kabupaten Temanggung akan bekerja sama dengan 10 kelompok petani kopi. Satu kelompok beranggotakan 30-40 petani kopi.
Tahun ini, upaya perluasan areal kopi arabika akan dilakukan di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Kledung, Bansari, Wonoboyo, Parakan, Tretep, dan Ngadirejo.
Saat ini, luas areal kopi arabika di Kabupaten Temanggung mencapai 2.000 hektar, jauh di bawah luas areal kopi robusta, yang mencapai 12.000 hektar. Dari luas tersebut, total produksi kopi robusta sekitar 18.000 ton per tahun, sedangkan kopi arabika hanya 3.000 ton per tahun.
Volume produksi kopi arabika yang terbilang kecil tersebut, menurut dia, menjadi masalah yang sering kali dikeluhkan petani.
”Banyak petani kopi arabika mengeluhkan salah satu masalah mereka adalah tidak bisa memenuhi permintaan. Padahal, kopi arabika banyak diminati oleh pasar luar negeri,” ujarnya.
Perluasan areal kopi arabika ini, menurut Masrik, akan dilakukan termasuk dengan memanfaatkan lahan yang sudah ditanami dengan tanaman lain seperti tembakau.
”Selain untuk menggenjot produksi, penanaman tanaman kopi ini juga bermanfaat untuk konservasi, mengembalikan unsur-unsur hara di lahan kritis petani,” ujarnya.
Indriatno, ketua kelompok Ngudi Makmur di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, mengatakan, permintaan ekspor kopi temanggung, baik kopi arabika maupun robusta, mencapai ratusan ton per bulan.
Karena petani di satu kecamatan tidak mampu memenuhi permintaan tersebut, mulai minggu depan gabungan kelompok tani dari sedikitnya empat kecamatan di Kabupaten Temanggung akan menandatangani perjanjian kesepakatan. Mereka akan bersama-sama, menyatukan produksi kopi yang dihasilkan, demi memenuhi permintaan ekspor.
Rata-rata produktivitas tanaman kopi arabika dan robusta di Kabupaten Temanggung berkisar 1-1,5 ton per hektar. Harga kopi robusta dalam bentuk green bean berkisar Rp 23.000-Rp 24.000 per kg. Adapun harga green bean arabika minimal Rp 100.000 per kg.