Garam Madura Disuntik Teknologi agar Jadi Garam Spa
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·3 menit baca
PAMEKASAN, KOMPAS - Komunitas ilmuwan garam yang diorganisasikan oleh Universitas Negeri Trunojoyo Madura, berusaha menyuntikkan investasi dan teknologi untuk menjadikannya dari tadinya garam dapur, bisa menjadi garam industri, bahkan garam untuk spa. Upaya mencangkokkan teknologi ini diharapkan menghentikan kebuntuan pasar produksi tradisonal garam petani Madura.
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan sejumlah mitranya, termasuk Universitas Gajah Mada, mitra industri PT Anta Tirta, menggunakan teknologi pengolahan garam dari riset garam Jepang, untuk meningkatkan teknologi pemrosesan garam rakyat Madura di Pamekasan. Penandatanganan kerjasamanya berlangsung di Lab Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam UTM di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jumat (28/9/2018).
Rektor UTM M Syarif , yang juga guru besar Fakultas Ekonomi UTM mengatakan, ini berawal dari penetapan UTM sebagai PUI Garam oleh Kemenristek Dikti. Tujuannya, melaksanakan tugas agar terbentuk kluster industri garam di Madura, dan menjadikan UTM sebagai pusat pengolahan inovasi dan teknologinya, katanya
Selama ini, lanjutnya, garam rakyat Madura dengan teknologi tradisional selalu menghasilkan garam dengan harga lebih mahal dari garam impor. Garam rakyat Madura, bersama garam dari ladang-ladang natural garam lainnya se-Indonesia seperti garam Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan intervensi teknologi dan tentunya permodalan.
"Bersama pelibatan UTM melalui proyek PUI garam ini, kami masih mengharapkan ada semacam Peraturan Presiden yang bisa melindungi (proteksi) garam rakyat terhadap tekanan impor. Selain perlu inovasi, perlu ada harmonisasi suplai garam rakyat terhadap impor.
Seharusnya melalui inovasi garam rakyat bisa ditingkatkan kwalitasnya, sehingga menjadi garam "non pangan", yakni garam industri, garam kesehatan, garam laboratorium, garam healthy kaya mineral hasil fortifikasi garam dengan ekstrak kelor, alga laut, rumput laut, dan flora fauna laut lainnya untuk kesehatan, kata pakar garam UTM Mahfud.
Juga ada harapan garam Madura bisa diproses menjadi garam non pangan, yakni garam gaya hidup hasil purifikasi untuk garam kecantikan spa dan sauna.
"PUI UTM kemudian juga telah memiliki 4 hektar ladang garam berdampingan dengan laboratorium garam PUI, untuk tujuan pilot plan dan scale up teknologi garam skala lapang dan hilirisasi produk garam. Pembukaan tambak sudah diresmikan 11 Juni 2018 diinisiasi pembukaan tambak garam oleh Menteri Ristek Dikti, tambah Syarif.
Setelah laboratorium terinstall, akan ada teknologi pengeringan garam asal Jepang hasil kerjasama dengan Shizukatsu Garam Jepang (pabrikan), dan akan diterapkan teknologi pengeringan flow down yakni pengeringan vertikal secara indoor, yang akan menjadikan produksi garam tidak lagi musiman, melainkan terus menerus sepanjang tahun.
Sukatmo, petani garam Padamuwan yang diminta komentarnya mengatakan, cerita tentang pendirian industri garam berteknologi tinggi sudah dari tahun 1990 an. Tapi belum ada realisasinya sampai sekarang.
"Kalau ada harapan meningkatkan ekonomi garam, petani selalu mendukung. Saat ini petani dalam kerjasama dengan PN Garam selalu menderita keterlambatan pembayaran garam hasil produksinya. Garam sudah diangkut tapi pembayaran masih dua tiga bulan ke depan, kami harus hutang dulu sampai gatam kami dibayar, "katanya.