BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah daerah untuk memacu geliat usaha kecil dan menengah di Provinsi Lampung. Salah satunya dengan cara menggelar acara Lampung Fair untuk mendongkrak pemasaran UMKM.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Lampung Lukmansyah mengatakan, saat ini pemprov sedang mematangkan persiapan acara Lampung Fair yang akan berlangsung pada 12-27 Oktober 2018. Acara tersebut diharapkan dapat menghasilkan nilai transaksi mencapai Rp 15 miliar.
”Kami meminta semua pihak mendukung acara ini. Perekonomian Provinsi Lampung juga diharapkan akan bergerak dengan adanya Lampung Fair,” kata Lukmansyah, Kamis (27/9/2018) di Bandar Lampung.
Dia mengatakan, acara itu menjadi wadah bagi pelaku UMKM mempromosikan produknya kepada masyarakat. Selain melibatkan ratusan UMKM dari Lampung, pelaku UMKM dari 10 provinsi di Sumatera juga dapat bergabung dalam festival dan bazar tahunan tersebut.
Para pelaku UMKM dapat menampilkan produk berupa kerajinan tangan khas Lampung, antara lain kain tapis, batik, dan kopiah. Berbagai produk suvenir dan kuliner juga akan dipasarkan.
Selain untuk mendongkrak pemasaran, bazar tahunan yang digelar Pemprov Lampung setiap tahun ini diharapkan mampu memunculkan wirausaha baru. Dengan demikian, geliat usaha kecil dan menengah akan semakin meningkat dan tenaga kerja yang terserap akan semakin besar.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Taufik Hidayat, beberapa waktu lalu, mengatakan, saat ini ada 94.346 unit usaha industri kecil menengah di Provinsi Lampung. Dari jumlah itu, ada 3.213 unit usaha yang telah mendapatkan bimbingan teknis dari pemerintah.
Keripik pisang
Sektor yang berkembang pesat antara lain produk makanan berbasis pertanian, berupa keripik pisang, coklat, dan kopi bubuk. Selain itu, ada juga industri kreatif yang memproduksi kain tapis dan kaus suvenir.
Saat ini, di Lampung juga telah berkembang program One Village One Product (OVOP), khususnya untuk industri makanan keripik pisang. Sentra industri kecil makanan itu tidak hanya mampu menghidupi pelaku usaha, tetapi juga petani pisang yang tersebar di sejumlah kabupaten yang ada di Lampung.
Ketua Asosiasi Pengolah Hasil Pertanian dan Hortikultura Provinsi Lampung Adi Sucipto, yang juga pelaku UMKM keripik pisang, menyatakan, tumbuhnya UMKM keripik pisang mampu menjadi penggerak perekonomian warga setempat dan membantu mengurangi jumlah pengangguran. Saat ini, ada sekitar 200 orang yang bekerja sebagai karyawan di sekitar 50 kios di sentra keripik di Bandar Lampung.
Menurut dia, selain mengikuti festival atau bazar di berbagai tempat, pelaku UMKM juga telah memanfaatkan internet untuk mengoptimalkan pemasaran. Mereka memanfaatkan media sosial, seperti Facebook dan Instagram, untuk promosi.