LAMONGAN, KOMPAS - Para santri adalah penerus bangsa dan menjadi orang orang pilihan. Mereka pun berpeluang menjadi anggota polisi atau TNI karena instansi TNI dan kepolisian juga membuka kesempatan merekrut anggota dengan latar belakang santri. Bagi yang minat jadi anggota TNI/polri bisa menyiapkan diri sejak sekarang.
Hal itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan dalam silaturahmi ke Pondok Pesantren Sunan Drajat di Banjarwati, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan Rabu (26/9/2018).
Luki merasa bangga bisa berkunjung ke Ponpes Sunan Drajad. Ia juga berpesan agar para santri ikut menjaga keamanan dan ketertiban dan tidak terpengaruh berita hoaks. Para guru dan pengasuh ponpes diharapkan lebih sabar dan telaten mendidik santri.
"Tahun ini adalah tahun politik. Oleh karena itu saya minta kepada kiai dan para santri untuk menjaga kondusivitas keamanan, ketertiban, tidak terpengaruh ujaran kebencian," ujar Luki.
Menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 tidak menutup kemungkinan, keberadaan dan pengaruh pesantren akan ditunggangi kepentingan politis seiring semakin masifnya kunjungan sejumlah pejabat. Silaturahmi itu juga sekaligus jadi sarana koordinasi dengan pengasuh Ponpes Sunan Drajad untuk mengimbau santri agar tidak termakan isu hoaks yang belum jelas sumber dan validitasnya. "Kami nengimbau santri untuk turut serta menjaga kondusifitas di wilayah Lamongan," kata Luki.
Bupati Lamongan Fadeli menyambut baik kunjungan kapolda ke ponpes terbesar fi Lamongan kali ini. Ia menyebutkan di Lamongan terdapat 273 Ponpes. Secara demografi jumlah penduduk sebanyak 1.335.000 jiwa dengan 99,6 persen muslim didukung 1.800 lebih masjid dan 4.400an mushala. "Situasi di Lamongan aman dan kondusif berkat kerja sama Polri dan TNI serta unsur masyarakat lainnya," katanya
KH Abdul Ghofur menyatakan terimakasih atas kunjungan kapolda kali ini. Selama ini juga ada pejabat eksekutif dan legislatif, yang berkunjung ke Ponpes Sunan Drajad. Jumlah santri yang besar dan pengaruh lingkungan menjadi magnet para tokoh berkunjung. Awal September lalu Cawapres nomor urut 1 KH Ma\'ruf Amin dan Capres Prabowo Subianto juga berkunjung hanya beda hari.
Ponpes Sunan Drajad memiliki area lahan seluas 140 hektar. Pendidikan yang diselengggarakan dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi dan Pasca Sarjana. Aktivitas belajar dimulai usai shalat subuh hingga pukul 24.00. "Santri diwajibkan bisa berbahasa Inggris dan Arab," kata Ghofur.
Ia menambahkan Ponpes Sunan Drajat memiliki 12.000 santri dengan pola pengajaran pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal antara lain, MTs Sunan Drajat, SMP Negeri 2 Paciran, MA Ma\'arif 7 Sunan Drajat, SMK Sunan Drajat, Madrasah Mu\'allimin Mu\'allimat, Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Qosim (STAIRA). Lembaga Pendidikan nonformal diantaranya Madrasatul Qur\'an, Madrasah Diniyah, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) dan Pengajian Kitab Salaf.
Sebelum ke Ponpes Sunan Drajat, rombongan Kapolda beramah tamah dengan Bupati Lamongan Fadeli di Tanjung Kodok Beach Resort. Di ponpes kedatangan Kapolda Jatim disambut atraksi barongsai lalu beramah tamah di kediaman Pengasuh Ponpes Sunan Drajat KH Abdul Ghofur. Usai shalat dhuhur berjamaah, baru digelar acara di masjid kompleks asrama santri putra.
Kapolda Jatim juga menyempatkan diri mengajukan kuis pertanyaan kepada tiga santri putra dan tiga santriwati berhadiah sepeda angin. Luki menerima surban dari KH Abdul Ghofur sebagai tanda menjadi bagian dari keluarga besar Ponpes Sunan Drajad.