MAKASSAR, KOMPAS PT Pelindo IV meningkatkan status tujuh pelabuhan di kawasan Timur Indonesia dari pelabuhan penumpang menjadi pelabuhan peti kemas, untuk menunjang tol laut. Kapal feeder atau pengangkut antarpelabuhan juga ditambah untuk konektivitas antarpelabuhan.
Hal ini dikatakan Direktur Utama PT Pelindo IV Farid Padang, Senin (24/9/2018), di sela Rapat Kerja PT Pelindo IV di Makassar.
Raker ini mengusung tema ”Sinkronisasi dan Sinergi Program Pemerintah Daerah dengan PT Pelabuhan Indonesia IV untuk Meningkatkan Konektivitas dan Logistik Perdagangan di Kawasan Timur Indonesia”.
”Insya Allah tahun ini ada tujuh pelabuhan yang akan kami selesaikan dan tingkatkan statusnya. Sekarang sudah empat pelabuhan yang sementara jalan dan tiga pelabuhan lagi dalam proses. Tujuh pelabuhan tersebut, yaitu di Ambon yang sudah kita tingkatkan statusnya. Menyusul Sorong, Manokwari, Merauke, Gorontalo, Ternate, dan Kendari,” papar Farid.
Dengan peningkatan ini, pelabuhan yang semula hanya menjadi pelabuhan penumpang akan berfungsi pula sebagai pelabuhan kontainer. Untuk penghubung antara pelabuhan transit dan utama, fasilitas kapal feeder juga akan ditambah.
Wakil Gubernur Maluku terpilih, Barnabas Orno, yang hadir dalam raker mengatakan, peningkatan status pelabuhan dan pembangunan pelabuhan baru penting untuk menunjang sektor perdagangan, perikanan, dan pariwisata di wilayah timur, seperti Maluku.
Wilayah Maluku dengan perairan yang sangat luas membutuhkan fasilitas pelabuhan yang memadai. Dia berharap pemerintah mendorong pembangunan satu pelabuhan kontainer di Pulau Seram dan satu di Maluku Barat Daya. Dia juga mengatakan, apabila fasilitas pelabuhan memadai, Maluku bisa membuka hubungan lintas batas laut dengan Timor Leste.
”Jika terjadi, ini akan membuka banyak peluang di wilayah sekitarnya. Jika Maluku bagian selatan dan barat daya dijadikan sentra perdagangan, kami tak perlu ke Surabaya dan ambil barang dari China. Untuk ikan, selama ini Maluku menyumbang 40 persen stok kebutuhan ikan nasional.
Produksi perikanan besar, tetapi minim fasilitas membuat ikan dari Maluku umumnya diperdagangkan di tengah laut,” tuturnya.
Barnabas menyebut, ada tiga daerah penangkapan ikan di Maluku, yakni Laut Seram dengan produksi 1.242.527 ton per tahun, Laut Banda 788.939 ton per tahun, dan Laut Arafura. Laut Arafura yang membentang mulai dari Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru, hingga Kepulauan Kei ini memproduksi 2.637.564 ton per tahun.
Dengan pembangunan pelabuhan kontainer dan pelabuhan kecil, bukan hanya produksi ikan yang bisa dikelola di darat, melainkan juga memudahkan perdagangan, termasuk ekspor.
Selain itu, pelabuhan terminal khusus (tersus) juga akan masuk pengelolaan Pelindo IV. Misalnya tersus nikel di Morowali dan Weda Bay di Halmahera. ”Kami akan bersinergi dengan Pelindo III agar pelabuhan di Indonesia timur tak hanya Pelindo IV,” kata Fari. (REN)