CIREBON, KOMPAS — Tari topeng Cirebon yang telah berusia ratusan tahun kini semakin diminati. Warga antusias belajar menari seiring munculnya sekolah tari tradisional. Hal ini dapat menjadikan Cirebon sebagai destinasi wisata budaya.
Geliat perkembangan seni tradisi itu tampak saat ratusan orang, termasuk anak-anak, menampilkan tari topeng kelana di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (22/9/2018). Penari topeng Inu Kertapati memandu para penari yang berselendang tersebut.
Tarian yang diiringi gamelan itu digelar dalam pembukaan Sekolah Tari Tradisional Gratis. Sekolah ini diprakarsai oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia dengan dukungan Pertamina Internasional EP dan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Menurut pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Diah Kusumawardani, pertama kali dibuka, sekolah itu mendapatkan 260 pendaftar asal Cirebon. Usianya beragam, dari 3 tahun hingga lebih dari 40 tahun. Jumlah peserta masih bisa bertambah karena pendaftaran tetap dibuka setiap Sabtu di Keraton Kasepuhan.
”Ini luar biasa. Awalnya, kami memperkirakan pendaftar tidak lebih dari 100 orang,” ujar Diah. Menurut dia, antusiasme warga untuk belajar menari topeng Cirebon menunjukkan warga ”Kota Wali” bangga akan seni tradisinya.
Hal itu menjadi modal besar dalam pelestarian kesenian yang masuk di Cirebon pada abad ke-15 tersebut. Kesenian itu berkembang saat Cirebon menjadi pusat syiar Islam yang dibawa Sunan Gunung Jati, salah satu wali sanga (tokoh besar penyebar agama Islam di Jawa Barat), dan Sunan Kalijaga.
Saat itu, tari topeng hanya menjadi tontonan di keraton yang juga berfungsi sebagai tuntunan penyebaran Islam. Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan menjadi panggung awal pementasan topeng Cirebon. Kini, panggung tari topeng meluas ke pesisir, persawahan, sekolah, hotel, mal, hingga luar negeri. Pejabat dan wisatawan kerap disambut kesenian tari topeng.
Inu Kertapati yang merupakan putra maestro tari topeng Cirebon, Sujana Arja, menyambut baik meningkatnya peminat tari topeng. ”Lima tahun lalu, kami hanya punya satu sanggar di Slangit dengan 60 peserta. Sekarang, kami punya dua sanggar tari dengan 100 peserta,” ujar Inu yang pernah menari di Adelaide, Australia.
Menurut dia, semangat para penari topeng untuk mengajarkan tari tradisional itu menjadi faktor peningkatan minat belajar warga terhadap tari topeng. ”Sanggar dan sekolah tari juga semakin banyak,” ujar Inu.
Wisata budaya
Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat, perwakilan Keraton Kasepuhan Cirebon, mengatakan, kehadiran sekolah tari tradisional akan menyambung regenerasi penari topeng Cirebon. Apalagi, saat ini, hanya SMK Pakungwati dikelola Keraton kasepuhan, yang fokus pada seni budaya Cirebon.
”Dengan sekolah tari tradisional ini, wisata budaya Cirebon akan semakin diminati. Kami sudah rutin menampilkan tari topeng di minggu terakhir setiap bulan di keraton,” ujarnya. Keraton Kasepuhan yang berusia ratusan tahun selama ini menjadi salah satu destinasi wisata di Cirebon.
Maulina (39), warga Pegambiran Cirebon, berharap, sekolah tari itu dapat membuat anaknya, Jihan (9), menjadi penari topeng Cirebon. ”Anak saya yang mau belajar tari topeng. Semoga nanti bisa tampil di keraton dan luar negeri,” ujarnya.
Presiden Direktur PT Pertamina Internasional EP Denie S Tampubolon mengatakan, meskipun aktivitas perusahaannya kebanyakan di luar negeri, pihaknya tidak akan melupakan seni tradisi di Indonesia. ”Untuk itu, kami memberikan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) untuk pengembangan tari tradisional di Cirebon. Bagi kami, tari topeng sangat mengesankan,” ujarnya.
Sekolah tari tradisional di Cirebon itu merupakan sekolah kesembilan yang diinisiasi Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Sekolah tari lainnya berada di Jakarta, Sumba (Nusa Tenggara Timur), Depok dan Bandung (Jabar).
Setiap sekolah mengangkat tari tradisional daerah setempat, seperti tari Betawi di Jakarta. Saat ini, Belantara Budaya Indonesia memiliki 1.758 penari. Sejumlah penari bahkan telah tampil di ajang internasional seperti Asian Games 2018 dan New York Fashion Week, awal September lalu.