PALANGKARAYA, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Tengah adakan ritual adat Dayak Tampung Tawar untuk pemilu damai di negeri ini, khususnya di Kalteng. Tampung Tawar itu dipimpin oleh seorang basir atau pemuka agama Kaharingan.
Menurut Parada, tokoh Hindu-Kaharingan di Palangkaraya, Tampung Tawur merupakan ritual adat untuk memohon doa kepada Yang Maha Kuasa untuk diberikan keselamatan dan keamanan. Selain itu, doa juga ditujukan oleh semua peserta ataupun penyelenggara pemilihan umum agar dijauhi dari segala mara bahaya.
Dalam prosesi adat itu, Basir memanggil semua penyelenggara pemilu, pemimpin daerah, dan ketua partai untuk didoakan. Basir kemudian memerciki kepala mereka satu per satu dengan cairan yang dibuat dari daun pandang, wewangian, dan sudah didoakan.
Parada menjelaskan, biasanya ritual Tampung Tawar selalu diadakan setiap acara pertunangan, pernikahan, syukuran, dan penyambutan tamu. Namun, kali ini dilaksanakan dalam kampanye damai menghadapi pemilu berikutnya.
Dalam ritual ini, bahan-bahan yang disediakan adalah air yang berisi air biasa yang dicampurkan dengan air parfum dan potongan pandan, lalu dipercikkan ke kepala, pundak, telapak tangan, lutut, dan kaki dengan menggunakan potongan pandan tersebut. Air itu melambangkan agar hidup orang yang dipercikan air parfum itu selalu harum, baik, dan namanya selalu menjadi nama yang baik.
Lalu disediakan juga sebuah tampung yang berisi beras dan telur ayam kampung. Beras itu akan ditaruh di atas kepala dengan menggunakan air, parfum, dan potongan daun pandan.
Tampung beras itu melambangkan hidup orang tersebut selalu diberkahi, selalu mulus, diberi kesehatan, suci hatinya, terhindar dari rasa iri, dengki, dendam, dan penyakit hati lainnya.
Ini sebuah langkah yang baik untuk Indonesia, diawali dengan ritual adat untuk menghormati leluhur Dayak. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Pemilu bersih
Pada Minggu sore, KPU Provinsi Kalteng mengadakan deklarasi kampanye bersih, jujur, dan tanpa politik uang bersama dengan semua ketua partai politik di Kalteng, calon DPD, dan ratusan calon legislatif asal Kalteng.
Uniknya, dalam acara tersebut digelar juga karnaval perahu cantik dari setiap partai pendukung yang melakukan kirab di Sungai Kahayan. Perahu-perahu itu didesain sedemikian rupa hingga menarik perhatian banyak pengunjung.
”Kalau daerah lain kan kirabnya di jalanan kami di sungai supaya mengingatkan masyarakat bahwa dahulu kala masyarakat adat Dayak itu hidupnya di dekat sungai,” kata Ketua KPU Provinsi Kalteng Harmain Ibrohim.