TEMANGGUNG, KOMPAS — Api kebakaran di kawasan hutan di Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sudah dipastikan padam pada Jumat (21/9/2018). Kendati demikian, status Siaga kebakaran hutan, yang sudah berakhir pada 20 September 2018, kini justru diperpanjang hingga 27 September.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, status Siaga sengaja diperpanjang karena di kawasan hutan di gunung itu masih berpotensi tinggi terjadi kebakaran.
Menurut dia, hingga saat ini, kebakaran adalah peristiwa yang tiba-tiba saja bisa terjadi. Dia mencontohkan, api kebakaran mendadak masih muncul pada Kamis (20/9/2018) malam.
”Api kebakaran ini tiba-tiba muncul setelah sejak pagi hingga siang kami sudah melakukan penyisiran dan memastikan api kebakaran sudah padam,” ujarnya, Jumat (21/9/2018).
Mempertimbangkan potensi kebakaran itu, Gito mengatakan, pihaknya masih terus akan melakukan pemantauan dan penyisiran kawasan hutan. Hingga seminggu mendatang, tugas pemantauan dan penyisiran akan dilakukan oleh 30 personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Perhutani, dan sukarelawan.
Gunung Sindoro lebih dulu terbakar sejak Jumat (7/9/2018) dan akhirnya padam pada Kamis (13/9/2018). Total luas area kawasan hutan terbakar di Gunung Sindoro mencapai 385,5 hektar dengan total nilai kerugian mencapai Rp 57.240.000.
Adapun kebakaran di Gunung Sumbing bermula pada Senin (10/9/2018) dan padam pada Jumat (21/9/2018). Total luas area terbakar mencapai 506,9 hektar dengan nilai kerugian mencapai Rp 76.035.000.
Selain upaya pemadaman manual, khusus untuk Gunung Sumbing, upaya pemadaman dilakukan dengan menggunakan bom air. Pemadaman dengan bom air di Gunung Sumbing berlangsung dua hari. Dalam kegiatan pemadaman itu, helikopter Kamov pembawa bom air telah menjatuhkan 17 bom air atau menyiram lebih dari 76.000 liter air ke lokasi kebakaran.
Wakil Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara Johni Andarhadi mengatakan, sekalipun api sudah padam, Perhutani tetap menutup jalur pendakian di dua gunung itu.
Sama seperti yang dituturkan Gito, penutupan pendakian dilakukan karena kawasan hutan di dua gunung itu dinilai masih rawan terbakar.
”Tidak hanya di kawasan puncak, kebakaran juga rawan terjadi di kawasan di bawahnya yang ditumbuhi beragam vegetasi termasuk tegakan pohon,” ujarnya.
Jalur pendakian Gunung Sindoro ditutup sejak Sabtu (8/9/2018) dan Gunung Sumbing ditutup sejak Senin (10/9/2019). Penutupan aktivitas pendakian ke dua gunung itu terus ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.