JAYAPURA, KOMPAS - Sebanyak 300 personel Kepolisian Resor Jayapura Kota diterjunkan untuk menggeledah rumah susun sederhana sewa milik Universitas Cenderawasih atas dugaan kasus pencurian kendaraan bermotor dan pencurian dengan kekerasan pada Senin (3/9/2018) pagi. Sebanyak 39 unit sepeda motor yang belum memiliki surat-surat lengkap diamankan pihak berwajib.
Kepala Polres Jayapura Kota Ajun Komisaris Besar Gustav Urbinas di Jayapura, saat ditemui, mengatakan, penggeledahan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Universitas Cenderawasih (Uncen) berlangsung pada pukul 08.00 WIT hingga pukul 12.00 WIT.
"Kegiatan ini berlangsung aman karena kami menggunakan upaya persuasif dan kooperatif. Dari penggeledahan di unit 1 hingga 6 rusunawa, kami menyita sebanyak 39 unit motor tersebut," papar Gustav.
Ia menuturkan, pihaknya menyita 39 unit motor tersebut karena para penghuni merasa tak memiliki motor tersebut dan belum dapat memberikan bukti surat-surat kepemilikan.
"Kami memberikan batas waktu kepada para penghuni rusunawa hingga tiga hari. Mereka dapat mengambil motornya kembali apabila menunjukkan bukti surat berupa STNK dan BPKB," tutur Gustav.
Ia menambahkan, dalam penggeledahan di Rusunawa Uncen, aparat kepolisian juga menangkap seorang warga berinisial AM (18). AM diduga terlibat dalam tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di area rusunawa. Ia terindikasi berperan sebagai penadah motor curian di area tersebut
"AM dapat dijerat dengan Pasal 480 KUHP karena menyimpan dan menguasai barang hasil curian. Ia terancam pidana 4 tahun penjara," kata Gustav.
Pada 4 April lalu, Polresta Jayapura Kota juga menggeledah Rusunawa Uncen dan menemukan sebanyak 35 unit sepeda motor yang diduga hasil pencurian.
Rektor Universitas Cenderawasih Apolo Safanfo mengungkapkan, dari hasil pendataan sementara, jumlah mahasiswanya yang menghuni rusunawa unit 3 dan 4 hanya lima orang.
"Fakta ini menunjukkan banyak warga yang bukan sebagai mahasiswa juga tinggal di rusunawa. Kami akan meminta mereka segera keluar karena tempat itu untuk mahasiswa asal pedalaman yang tak mampu membayar uang kos," ungkap Apolo.