DENPASAR, KOMPAS – Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Selama Juli 2018, sebanyak 624.366 orang asing mengunjungi Bali. Kunjungan selama Juli itu lebih tinggi 14,66 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman selama Juni 2018 sebanyak 544.550 orang.
Hasil pencatatan BPS Bali itu disampaikan Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Bali I Gede Nyoman Subadra di Kantor BPS Bali, Denpasar, Senin (3/9/2018).
Subadra menambahkan, jumlah wisman ke Bali pada Juli 2018 juga melampaui jumlah kunjungan wisman ke Bali pada Juli 2017. Juli 2017, wisman ke Bali sebanyak 529.050 orang. “Dilihat dari data itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali cenderung membaik,” kata Subadra.
BPS Bali juga mencatat lima negara asal wisman terbanyak ke Bali, yakni, Tiongkok/China, Australia, India, Inggris, dan Perancis. Kecuali Tiongkok yang menunjukkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan, empat negara asal wisman lainnya itu menunjukkan adanya pertumbuhan kedatangan wisatawan. Kondisi itu adalah perbandingan antara Juli 2018 dan Juli 2017.
Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisman ke Bali selama Januari sampai Juli 2018 mencapai 3.517.371 orang. Hal ini juga melampaui periode Januari – Juli 2017, yakni sebanyak 3.403.335 wisman.
Hunian
Membaiknya kondisi pariwisata di Bali juga tecermin dari tingkat penghunian kamar hotel berbintang dan lama menginap wisatawan di hotel berbintang di Bali. Tingkat penghunian kamar hotel berbintang pada Juli 2018 tercatat sebesar 74,40 dan rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang mencapai 3 hari. Adapun pada periode Juni 2018, tingkat penghunian kamar hotel berbintang sebesar 70,32 dan lama menginap wisatawan di hotel berbintang rata-rata selama 2,87 hari.
Kondisi berbeda dialami hotel non bintang di Bali. Data BPS Bali menunjukkan, tingkat penghunian kamar hotel non bintang di Bali lebih rendah dibandingkan periode Juni 2017. Begitu pula dengan lama menginap wisatawan di hotel non bintang, dari rata-rata 2,33 hari pada Juni 2018 menjadi 2,23 hari pada Juli 2018.
Menanggapi hasil BPS Bali itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan kondisi pariwisata di Bali membaik sejak April 2018. Aktivitas pariwisata Bali sempat terganggu akibat terjadinya erupsi Gunung Agung. “Kami berupaya dan berharap pariwisata Bali terus bergerak,” kata Yuniartha secara terpisah.
Yuniartha menambahkan, pemerintah bersama para pemangku kepentingan di industri pariwisata terus berupaya memulihkan aktivitas pariwisata Bali, antara lain, melalui promosi dan pemasaran pariwisata. Menurut Yuniartha, promosi dan pemasaran pariwisata Bali sementara ini difokuskan ke negara-negara asal wisatawan yang menjadi pasar pariwisata Bali, di antaranya, China, Australia, India, dan Eropa.
Menurut Yuniartha, pemerintah dan para pemangku kepentingan pariwisata Bali menyambut dengan baik penyelenggaraan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Bali pada Oktober mendatang. Pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali menjadi peluang mempromosikan kepariwisataan Bali, termasuk Indonesia, antara lain, melalui promosi dan pemasaran 60 paket wisata untuk pertemuan IMF dan Bank Dunia.