Ratusan Penari Promosikan Budaya Jatim di Bandara Juanda
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS-Sebanyak 200 penari menampilkan beragam tarian yang berakar dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa Timur, Sabtu (1/9/2018). Pagelaran yang berlangsung di lobi terminal penumpang Bandara Juanda Surabaya itu bertujuan melestarikan sekaligus mempromosikan seni dan budaya lokal terutama Sidoarjo yang belum banyak dikenal oleh khalayak luas.
Para penari merupakan siswa dari sanggar tari dan sekolah tari di Kabupaten Sidoarjo. Adapun jenis tarian yang ditampilkan antaralain tari Yuk Kupang, tari Ngremo Jombang, Tari Anoman, dan tari Ikan. Mereka menampilkan tari-tarian itu bergantian selama sekitar dua jam.
“Bandara Juanda Surabaya memberikan dukungan berupa fasilitas ruang terhadap upaya pelestarian budaya daerah. Peran bandara sangat strategis sebagai ruang promosi budaya dan wisata sebab banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah baik di nusantara,” ujar Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi.
Dia menambahkan pertunjukan kesenian dan budaya daerah di Bandara Juanda bukan kali pertama. Pengelola sudah bekerjasama dengan sejumlah komunitas salah satunya Komunitas Visit Sidoarjo untuk menampilkan beragam atraksi budaya di area publik. Tujuannya selain mengenalkan, mempromosikan dan melestarikan budaya daerah juga untuk menghibur para penumpang.
Yuris menambahkan hiburan yang disajikan kepada calon penumpang dan penumpang itu merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan oleh pengelola bandara. PT Angkasa Pura I selaku pihak pengelola bandara senantiasa berkomitmen memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang menjadi stake holder mereka.
Ketua Komunitas Visit Sidoarjo Candra Nontah mengatakan Kabupaten Sidoarjo merupakan kota peradaban sejak zaman dahulu yang dibuktikan dengan keberadaan Kerajaan Jenggala. Namun seiring berjalannya waktu, zaman berubah cepat sehingga masyarakat tak lagi mengenal peradaban leluhurnya termasuk kesenian dan budaya luhur mereka.
Melalui seni tari, pihaknya ingin mengenalkan budaya Sidoarjo yang berakar pada kondisi sosiologi dan ekonomi masyarakatnya. Contohnya tari Yuk Kupang yang mengisahkan kehidupan nelayan pencari kupang. Para nelayan ini hidup di kawasan pesisir Sidoarjo yang membentang di wilayah utara mulai Kecamatan Sedati, Buduran, Candi hingga Kecamatan Jabon.
“Kupang juga merupakan produk hasil laut yang diolah menjadi makanan khas Sidoarjo yakni Lontong Kupang,” ujar Candra Nontah.
Penampilan 200 penari itu mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Banyak yang menonton disela mengantar keluarga yang hendak bepergian atau menunggu waktu keberangkatan pesawat. Beberapa penonton tampak mengabadikan pertunjukan tari dengan kamera pada telepon genggam mereka.