SURABAYA, KOMPAS - Program Pemerintah Kota Surabaya "Tahu Panas" atau tak takut kehujanan dan tak takut kepanasan, rehabilitasi rumah tak layak huni, masuk Top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Inovasi yang sudah berlangsung sejak 2010, satu dari tiga inovasi yang dikembangkan pemkot masuk Top 99 Sinovik, yakni kependudukan dan pahlawan ekonomi serta pejuang muda.
Program Tahu Panas menurut Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo yang dihubungi Selasa Selasa (28/8/2018) tidak hanya membedah rumah warga tetapi juga lingkungan yang kumuh dan membangun jamban. Dari tahun ke tahun, jumlah warga yang menikmati program bedah rumah mengalami kenaikan.
Sebagai gambaran 2017 sebanyak 1.344 rumah dalam penyelesaian program Rehabilitasi Daerah Kumuh (RSDK). Sedangkan pada 2016 sebanyak 622 bangunan, dan sepanjang 2018 akan diperbaiki 1.038 rumah tidak layak huni (RTLH). Penerima manfaat mendapatkan bantuan sebanyak Rp 25 juta untuk merenovasi rumah.
Tim yang datang ke Surabaya untuk memverifikasi ketiga inovasi yang mampu menekan angka kemiskinan di kota dengan penduduk 3 juta jiwa ini, dengan bertemu pelaku UKM yang tergabung dalam Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda. Tim selanjutnya meninjau Command Center 112, Puspaga dan tempat pijat tuna netra, sekaligus melihat langsung pelayanan 6 in 1 di mall pelayanan publik di Gedung Siola Jalan Tunjungan Surabaya.
Pelayanan publik 6 in 1 meliputi pengurusan akta lahir, kematian, perkawinan, perceraian, surat pindah datang, dan pindah keluar secara online. Inovasi lain Tahu Panas, perbaikan rumah tidak layak huni melalui program rehabilitasi sosial daerah kumuh dan Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
Tim independen Sinovik dari Kemenpan RB, R.R. Lies Woro Susanti mengaku tertarik dengan inovasi Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Rencananya ada 20 inovasi di berbagai daerah yang diverifikasi lapangan. Sebab, sudah ada 20 inovasi lain sudah dipastikan masuk ke Top 44 Sinovik Kemenpan RB 2018.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan tujuan awal berbagai inovasi itu bukan untuk meraih penghargaan, tapi tujuan awalnya adalah untuk mempermudah layanan masyarakat. Semua inovasi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, murni untuk warga agar lebih sejahtera.
Sebab dengan berbagai kemudahan dan semua dilakukan secara transparan warga benar-benar tidak perlu menghabsikan waktu untuk mengurus satu dokumen. Semua terukur, termasuk inovasi terkait mendorong warga untuk menciptakan unit usaha di tempat tinggalnya.
Prinsipnya jika warga memiliki usaha, kelak bisa menikmati pensiun dari usaha yang dikembangkan dari sekarang. Jadi yang dapat pensiun kelak bukan hanya pegawai perusahaan dan pegawai negeri sipil
Menjadi pelaku usaha, warga Surabaya diberi pelatihan, didampingi hingga mandiri, termasuk pemasaran produk saja pemkot terus mencari terobosan. Salas atu dengan menyediakan tempat warga untuk belajar dan bertanya pasa terkait usaha yang digeluti di "Koridor" sebagai ruang kerja bersama di Gedung Siola.
"Prinsipnya jika warga memiliki usaha, kelak bisa menikmati pensiun dari usaha yang dikembangkan dari sekarang. Jadi yang dapat pensiun kelak bukan hanya pegawai perusahaan dan pegawai negeri sipil," kata Risma.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma juga berharap supaya warga Surabaya terus bekerja keras dan tidak mudah tergoda supaya bisa berhasil dan sukses. Sebab, apabila sukses akan bisa membantu anak-anaknya untuk sukses pula.
“Jadi, dalam kompetisi ini saya tidak melihat bergengsi atau tidaknya, tapi bagi saya adalah untuk menyemangati teman-teman supaya semangat dan selalu siap memberikan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.