MAKASSAR, KOMPAS — Jepang akan memberikan 300 bibit bunga sakura untuk Indonesia, tepatnya Sulawesi Selatan. Bunga ikonik Jepang ini akan menjadi tanda persahabatan kedua negara dan penanda 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang. Bunga sakura tersebut juga untuk menunjang sektor pariwisata di Sulsel.
”Setiap tahun ada sekitar 400.000 orang Indonesia yang berwisata ke Jepang. Salah satu yang paling banyak dikunjungi adalah taman sakura. Artinya, orang Indonesia juga suka sakura. Saya lalu berpikir, mengapa tidak menanam sakura di sini? Ada beberapa wilayah yang iklimnya cocok,” kata Katsutoshi Miyakawa, Kepala Kantor Konsulat Jepang di Makassar, Sulsel, Selasa (28/8/2018).
Miyakawa menghadiri acara Simposium Bisnis dan Teknologi Indonesia-Jepang. Simposium ini untuk memperingati 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang.
Saat ini, kata Miyakawa, 300 bibit sakura ini sudah tersedia dan telah mendapatkan izin impor dari Kementerian Pertanian. Bibit ini merupakan bantuan dari masyarakat yang tergabung dalam asosiasi sakura di Jepang.
”Bibit kami harapkan sudah tiba pada November nanti. Bunga akan kami taman di perkebunan PT Toarco di Kabupaten Toraja Utara sampai akarnya kuat. Toraja adalah tempat yang cocok karena berhawa dingin dan banyak hujan,” kata Miyakawa.
Menurut dia, butuh waktu selama tiga-empat tahun untuk sakura tumbuh sempurna. Jika sudah berkembang, sebagian sakura akan dipindahkan ke Malino, destinasi wisata pegunungan di Kabupaten Gowa, Sulsel. ”Sebagian lainnya tetap di Toraja untuk menjadi salah satu atraksi wisata,” ujar Miyakawa.
Presiden Direktur PT Toarco Jaya Ryo Ishii mengatakan, saat ini perkebunan kopi yang dikelola Toarco memiliki lahan sekitar 350 hektar. Tak semua lahan ini digunakan karena sebagian kopi juga dibeli dari petani setempat. Lokasi perkebunan berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut dengan hawa dingin.