SURABAYA, KOMPAS – Pada September mendatang, Kota Surabaya kembali akan dikunjungi oleh banyak peserta dari berbagai belahan dunia. Tidak kurang 1.000 orang dari 50 kota di berbagai negara di kawasan Asia Pasifik akan hadi pada United Cities and Local Governments (UCLG) Asia-Pacific yang berlangsung 13-15 September 2018 di Dyandra Convention Hall, Surabaya. Kongres ke-7 UCLG bertajuk “Pembangunan Inovasi untuk Kota Berkelanjutan”, akan membahas berbagai kebijakan terhadap pembangunan kota berkelanjutan.
Sebelum digelar acara tersebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu dengan Sekretaris Jenderal UCLG Bernardia Tanjaya untuk membahas persiapan sekaligus mengunjungi beberapa tempat yang menjadi pusat ekonomi di kota berpenduduk 3 juta jiwa ini.
UCLG merupakan organisasi pemerintah daerah terbesar di dunia yang dibentuk pada 1913 dan satu-satunya organisasi pemerintah daerah yang diakui oleh PBB, dengan berbagai keanggotaan yang meliputi kota maupun asosiasi nasional pemerintah daerah. UCLG merupakan perwujudan dari suara global kota-kota di dunia serta mitra penting PBB dalam bidang pemerintahan daerah.
Organisasi ini mempromosikan kebijakan-kebijakan dan pengalaman pemerintah daerah mengenai isu-isu penting seperti kemiskinan, pembangunan berkelanjutan dan keterlibatan sosial.
UCLG kata Risma di Surabaya, Senin (27/8/2018) juga mendukung kerjasama internasional antara kota-kota dan mitra kerjanya, serta memfasilitasi program, jaringan dan kemitraan untuk membangun kapasitas pemerintah daerah. UCLG mempromosikan peran perempuan pada pengambilan keputusan di daerah, dan merupakan pintu gerbang akan ketersediaan informasi yang relevan tentang pemerintah daerah di dunia.
Wali Kota Risma menyatakan, persiapan UCLG 2018 di Kota Surabaya sudah dipersiapkan sejak tahun lalu. Pada pertemuan kali ini, dari tema “Pembangunan Inovasi untuk Kota Berkelanjutan”, menyiratkan bahwa masih permasalahan kota yang harus diselesaikan secara bersama sama dan melibatkan berbagai pihak.
Dalam pertemuan nanti, para delegasi bisa saling membagi ilmu, mengadakan bilateral atau penjajakan sister city, sekaligus mencari solusi untuk mengatasi berbagai macam permasalah di kota masing masing. Untuk itu para delegasi bisa belajar tentang kota cerdas di Surabaya, terkait pengelolaan kebersihan,
Layanan darurat dan gratis Command Center 112 terus disosialisasikan Pemkot Surabaya untuk melayani warga, yang mengalami berbagai persoalan terutama kedaruratan, keluarga dan berbagai pelayanan administrasi.
Sepanjang kegiatan tersebut, para delegasi tidak hanya melakukan pertemuan di dalam ruangan, tetapi juga akan mengitari kota seluas 350 kilometer persegi ini, termasuk kegiatan kebudayaan dan seni, ke luar masuk kampung-kampung serta sentra ekonomi dan kuliner, termasuk keliling kota dengan naik becak, andong dan mobil tua. Selain itu, mereka juga bisa menikmati kuliner an Susana kota sepanjang hari.
Sekretatis Jenderal UCLG Bernardia mengaku senang karena Pemkot Surabaya dan warganya sudah siap menyambut para tamu dari berbagai negara se-Asia Pasifik. Acara dua tahunan tersebut, kata Bernardia, sangat bagus untuk Surabaya maupun para delegasi. Para delegasi bisa belajar dari Surabaya yang membangun kota berwawasan lingkungan dan mampu meningkatkan kesejahteraan warganya.