MALANG, KOMPAS — Jalan Tol Malang-Pandaan ditargetkan selesai akhir 2018. Saat ini, pembangunan tol baru mencapai 60 persen dari target. Keberadaan tol diharapkan mampu mengatasi persoalan kemacetan jalur Surabaya-Malang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hal itu seusai memberikan orasi ilmiah pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (25/8/2018) di Malang, Jawa Timur.
”Saat ini, progres pembangunan Tol Malang-Pandaan sudah 60 persen. Harapannya, selesai akhir tahun ini,” kata Basuki.
Pembangunan ruas tol Pandaan-Malang di Jawa Timur membentang sejauh 42,48 kilometer. Ruas Pandaan-Malang memerlukan investasi Rp 5,97 triliun dengan biaya pembebasan lahan Rp 1,35 triliun (Kompas, 3/5/2017).
Tol Malang-Pandaan diharapkan mampu mengatasi persoalan kemacetan di jalur Surabaya-Malang. Selama ini, jalur tersebut akan mengalami kemacetan parah terutama setiap akhir pekan. Banyak wisatawan dari arah Surabaya biasanya akan memanfaatkan waktu akhir pekan berlibur ke Malang Raya.
Selain terkait Tol Malang-Pandaan, Basuki juga menjelaskan mengenai tugasnya memulihkan pembangunan sarana fisik di Lombok, NTB, seusai gempa. Pembangunan fisik sarana umum di Lombok menjadi prioritas pemerintah.
”Seperti yang dijelaskan Presiden dan Wapres, pertama untuk prasarana dan sarana umum ditugaskan kepada Menteri PUPR untuk memperbaiki dengan dana APBN. Pasar, sekolah, masjid, rumah sakit, madrasah, dan kantor-kantor yang rusak harus dibangun kembali hingga 2019,” tuturnya.
Menurut Basuki, pemerintah melalui Menteri Keuangan menyiapkan anggaran sekitar Rp 4 triliun untuk semua penanganan tersebut.
”Adapun satu rumah yang dana pemulihannya Rp 50 juta, hingga kini sudah ada 11.000 unit rumah terverifikasi. Padahal, jumlah rumah rusak hingga puluhan ribu unit. Pembangunan rumah itu harus dikerjakan dalam waktu enam bulan,” lanjutnya.