Start Up Nations Summit 2018 Fokus Hambatan Pelaku Usaha
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Penyelenggaraan Startup Nations Summit (SNS) 2018 yang berlangsung 16 - 17 November 2018 nanti, tidak melulu membahas terkait pengembangan usaha rintisan. Justru sepanjang pertemuan yang bakal dihadiri oleh 170 delegasi dari berbagai negara fokus membahas hambatan bagi pelaku usaha rintisan sekaligus solusi ke depan.
Event internasional bertajuk "Kolaborasi Industri Kreatif Digital" yang merupakan penyelenggaran ke-7, di Surabaya kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (23/7/2018), harus benar-benar bisa dimanfaatkan bagi pelaku usaha rintiasn di kota ini.
"Pada kesempatan itu pelaku usaha rintisan dari berbagai belahan dunia akan saling berbagi ilmu bagaimana satu usaha bisa berkembang. Untuk itu Surabaya harus memulai bahwa sekarang memasuki era baru, dimana untuk wirausaha dan usaha rintisan saatnya bangun dan berkreasi agar tidak tergilas," katanya.
Kegiatan sama tahu 2017 berlangsung di Kota Tallinn, Estonia. Tahun ini Surabaya menjadi tuan rumah untuk mempertemukan para enterpreneur dan startup muda di dunia. Startup Nations Summit bakal berkolaborasi dengan empat event lain yakni Inno Creativitation pada 14 - 15 November, Bekraf Festival 2018 pada 14 – 17 November, Kamadjaja Logistics Hackathon Day pada 10 - 11 November dan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan pada 18 November 2018.
Surabaya memang memberikan tempat bagi pelaku usaha di berbagai bidang melalui pembinaan yang berkelanjutan hingga mereka benar-benar mandiri. Tidak hanya tempat belajar bagaimana menjadi pelaku usaha yang disediakan seperti Koridor di Gedung Siola Jalan Tunjungan, tetapi juga setiap Sabtu ada pelatihan atau pendampingan di Kaza.
Bahkan untuk pemasaran Pemkot Surabaya membuak Surabaya Square - pusat oleh-oleh di enam lokasi, termasuk di Balai Kota Surabaya dan di Siola. Dalam waktu dekat juga dibuka di beberapa pusat perbelanjaan, termasuk di pesawat dan pemasaran melalui online atau dalam jaringan.
Pada pada event tersebut kata Risma, Pemerintah Kota Surabaya menggandeng para rektor, guru, serta akademisi, untuk bersama-sama mengguggah semangat para enterpreneur muda Surabaya. Sebab menjadi pelaku usaha sudah menjadi pilihan tepat, karena bisa memberi manfaat ke pada banyak pihak. Menjadi pelaku usaha merupakan tantangan anak muda, karena pada 2040 adalah bagaimana seseorang bisa menciptakan lapangan pekerjaan bukan mencari kerja.
Untuk itu kata Risma, pemkot mengundang perguruan tinggi dalam hal ini agar terlibat serta Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Kedua lembaga ini diyakini bisa membuka wawasan sekaligus pemberi semangat bahwa kita memulai dunia baru di seluruh insan, terutama untuk anak-anak muda dan anak-anak sekolah.
Disampaikan Wali Kota Risma, acara yang bakal digelar di Grand City Mall menjadi era baru bagi warga Surabaya. Selama sepekan pelaku usaha bisa mendapatkan berbagai ilmu untuk memulai sebuah bisnis dunia startup. Agenda digital kreatif tersebut, untuk mewujudkan Kota Surabaya sebagai kota kreatif pertama di Indonesia, memajukan dunia startup Surabaya dan membawa kota ini semakin berjajar dengan kota-kota besar dibidang startup di dunia.
Pada kesempatan itu Presiden Global Entrepreneurship Network (GEN) Jonathan Ortmans menyampaikan dalam forum tersebut nanti pembahasan tidak melulu soal kisah suskes pelaku usaha rintisan dan sekadar pertemuan dan berbagai ilmu serta pengalaman.Justru di beberapa sesi fokus pembahasan untuk mendiskusikan hambatan-hambatan yang telah dialami oleh masing-masing startup.
Kami ingin Surabaya ini memulai bahwa kita memasuki era baru, dimana untuk enterpreneurship dan startup itu kita bangunkan semua
Bahkan nanti, ada sesi khusus yang membahas ekosistem yang sudah ada di Surabaya. Artinya peserta bisa melihat langsung bagaimana mereka pelaku usaha berproses dengan sangat panjang, hingga proses itu melahirkan ekosistem yang berkelanjutan dan bahkan sudah membangun jaringan. "Nanti akan ada berbagi pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan dari setiap proses startup yang terjadi, hal itu bisa dilihat langsung dalam Hackathon atau program Pithcing (presentasi singkat),” ujar Jonathan.
Selama SNS, pihaknya akan membawa inovasi-inovasi terbaik, dan kebijakan-kebijakan publik yang bakal dipaparkan di Surabaya. Bahkan, kata Jonathan, berbagai kumpulan laporan yang dibuat oleh World Bank, bakal dihadirkan untuk bisa dijadikan ramuan kolaborasi bersama dalam event nanti, sehingga bisa menjadi contoh (literatur) untuk bisa berkolaborasi bersama.
Sementara itu, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia Ricky Joseph Pesik menambahkan dalam event Bekraf Festival 2018 nanti, akan disinergikan bersama event Startup Nations Summit (SNS).
Pada kesempatan itu, pihaknya bakal menghadirkan para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia, yang karyanya dianggap bisa bersaing dalam dunia industri kreatif yang lebih luas. Di Bekraf Festival akan hadir pelaku usaha muda, pelaku usaha rintisan muda dan profesional muda di bidang industri kreatif.