Pembuat Minuman Oplosan Tertangkap
SURABAYA, KOMPAS – Tim gabungan Polda Jatim dan Polres Gresik menangkap seorang produsen minuman oplosan berkadar alkohol yang mengakibatkan kematian tiga pemuda Hulaan, Menganti, Gresik, Jawa Timur.
Penangkapan terjadi di Perumahan Pogot Palm Regency, Surabaya, Senin (20/8/2018) dini hari. Yang ditangkap ialah seorang lelaki berinisial PRB (37), warga yang mengontrak di Perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo. Penangkapan PRB terjadi di kediaman saudaranya.
Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengungkapkan, tim gabungan menyita barang bukti berupa bahan kimia antara lain insulin aspart, artric acit, dan natrium benzoate. Selain itu, peralatan dan perlengkapan untuk pengoplosan, selembar resep minuman oplosan, dan mobil Toyota Sienta untuk pengangkutan.
Dari pemeriksaan, PRB mengaku menjual minuman oplosan kepada seseorang di sekitar PTC Surabaya Barat, Jumat (10/8). Tempat PRB menjual oplosan itu berbatasan dengan wilayah Menganti, Gresik. “Pelaku mengaku membuat oplosan tanpa takaran atau asal-asalan berbekal resep yang katanya dari orang lain,” ujar Barung.
Dari bahan-bahan yang ada, PRB membuat 5 liter minuman oplosan. Ia menjualnya kepada orang lain senilai Rp 40.000 per liter.
Untuk diketahui, minuman oplosan itu diyakini sebagai yang dikonsumsi oleh lebih dari 30 pemuda Hulaan, Menganti, Gresik pada Kamis (16/8) malam. Akibatnya, 3 pemuda meninggal dunia dalam perawatan yakni Fendi Pradana (19), Riko Yakob (23), dan Andik Christanto (25). Selain itu, 29 pemuda yang turut mengonsumsi oplosan harus dirawat di RSUD Dr Soetomo untuk mencegah kondisi kesehatan mereka memburuk.
Pesta miras itu berlangsung mulai Kamis (16/8/2018) petang hingga Jumat (17/8/2018) siang. Para pemuda yang ikut pesta miras oplosan baru mengeluh pusing Sabtu malam (18/8/2018). Pada Minggu (19/8/2018) tiga orang meninggal, 29 lainnya menjalani pemeriksaaan dan perawatan di rumah sakit.
Kepala Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro menjelaskan pihaknya telah mengecek tempat kejadian perkara yang dijadikan lokasi pesta miras oplosan. Ada tiga lokasi pesta miras oplosan yaitu lapangan bola, waduk desa dan tepi jalan raya dekat lapangan timur Hulaan.
Berdasarkan barang bukti yang disita polisi ada campuran cukrik (arak jawa). Polisi juga menemukan botol vodka. Polisi masih menyelidiki dan mengembangkan kasus tersebut termasuk pemasoknya. “Kandungan racun dalam tubuh korban diperiksa di laboratorium,” kata Wahyu.
Sebelumnya pada Kamis (16/8/2018), sekitar pukul 17.30 sejumlah pemuda masih berkumpul usai menyaksikan pertandingan bola gala desa di Hulaan. Selanjutnya belasan orang meminum cukrik (arak Jawa) dan vodka yang diracik Fendi. Mereka pesta miras hingga pukul 24.00.
Pada Jumat (17/8/2018) pukul 00.00, tujuh pemuda pindah ke depan warung Solikhan, tetapi sang pemilik pukul 04.00 meminta mereka bubar. Pukul 04.00 hingga pukul 09.00 Fendi dan enam pemuda pindah ke waduk (telaga) desa sekitar 300 meter dari tempat Solikhan.
Pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00 sekelompok pemuda pindah lagi ke warung Sukis sekitar 500 meter dari waduk. Pesta miras terhenti saat adzan Shalat Jumat. Riko, Andik dan Fendi pun pulang ke rumah masing-masing.
Pada Sabtu malam (18/8/2018) Fendi mengeluh sakit perut, mual dan pandangannya kabur. Ia dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya lalu dirujuk ke RSUD Dr Soetomo. Fendi meninggal Minggu (19/8/2018) pukul 01.00.
Andik yang dibawa keluarganya ke RS Islam Benowo, akhirnya meninggal pukul 03.00. Riko sempat dibawa ke RS Surya Medika Laban, Menganti pukul 03.00, dan meninggal pukul 06.00.
Mengetahui ada warganya meninggal akibat pesta miras, Kepala Dusun Hulaan Imron Huda melapor ke Kepolisian Sektor Menganti. Usai pemakaman tiga warga, perangkat desa dan Polsek Menganti mengumpulkan pemuda yang ikut pesta miras.
Mereka selanjutnya dibawa ke RSUD Dr Soetomo untuk diperiksa kondisinya dan disterilkan dari kandungan miras oplosan itu. Setelah dikumpulkan ada 29 pemuda yang ikut menenggak miras. “Rata-rata mengeluhkan mual, muntah dan penglihatannya kabur,” kata Imron.
Menurut Imron, pada Kamis lalu ada renungan peringatan kemerdekaan di kampungnya. Para pemuda berkumpul bersama mengikuti acara itu dengan khidmad. Usai renungan berakhir, diantara para pemuda ada masih berkumpul bersama teman-temannya. Diduga ada membeli miras oplosan.
Menurut Imron, pesta dilakukan di tiga lokasi yakni waduk, lapangan bola dan timur lapangan desa Hulaan. M Dedi Yusuf yang ikut menenggak miras oplosan mengaku meminum vodka dicampur cukrik dan minuman supleman YouC1000 Vitamin Orange.
Ayah dari korban meninggal Andik Christanto, Two Kriswanto (50) tidak menyangka anak sulungnya menjadi korban miras oplosan. Saat Andik mengeluh mual sambil memegangi perutnya, pada Sabtu malam, Two menduga gangguan lambung anaknya kambuh. Andik pun dibawa ke RSI Benowo. Dokter menyatakan ada kebocoran lambung. Andik meninggal pukul 03.00. (ACI)