Rumah Masa Depan Mantan Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Mantan Direktur Jenderal Pembinaan Pers dan Grafika di Kementerian Penerangan Subrata beberapa bulan lalu bercerita tentang rumah masa depannya. Rumah itu berupa tanah, tempat peristirahatan terakhir.
”Waktu itu, Pak Subrata menunjukkan tanah kosong di belakang rumahnya. Beliau bilang, di sana ia akan dimakamkan bersama istrinya yang berada agak ke belakang. Katanya, makamnya di depan karena suami adalah imam bagi keluarga,” ujar Sukiman (64), kerabat Subrata.
Kisah itu diceritakan Sukiman kepada Kompas di rumah Subrata di Desa Mayung, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (17/8/2018) malam. Beberapa jam sebelumnya, Subrata berpulang untuk selamanya. Subrata yang lahir di Desa Mayung, 4 Juli 1940, itu dimakamkan di kampung halamannya, Sabtu (18/8/2018).
”Ternyata rumah masa depan kita adalah akhirat. Kami, masyarakat Mayung, semuanya berduka,” ujar Sukiman. Jumat malam, lebih dari 20 warga berdatangan ke rumah duka yang dilengkapi pendopo untuk tempat berkumpul. Mereka menggelar tahlilan untuk mendoakan Subrata. Kabar duka bahwa Subrata meninggal di Solo sekitar pukul 11.00 didapatkan warga sore hari.
Menurut Sukiman, meskipun berkarier di Jakarta, Subrata tidak pernah lupa dengan kampung halamannya. ”Tahun 1984, listrik pertama kali masuk di Desa Mayung, Sirnabaya, Sambeng, Mayung, Babadan, dan Buyut. Itu karena Pak Brata yang memperjuangkan,” ujarnya. Desa itu berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Cirebon.
Bahkan, di masa tuanya, lanjut Sukiman, Subrata tetap peduli terhadap kampung halamannya. Subrata, lanjutnya, membuat Majelis Taklim Nurul Yakin. Majelis dengan 150 anggota itu rutin menggelar pengajian setiap Selasa malam.
”Rencananya, Senin pekan depan, Pak Brata ingin membeli 16 kambing untuk dikurbankan. Memang begini setiap tahun,” ujar Ketua Majelis Taklim Nurul Yakin itu. Menurut dia, Subrata merupakan sosok yang dermawan dan peduli terhadap masyarakat di desanya.
Musta (73), kerabat Subrata, mengatakan, Jumat pekan lalu, Subrata sempat ke Desa Mayung. ”Beliau memang kerap mengunjungi makam kedua orangtuanya yang berada di halaman rumahnya,” ujar Musta yang tinggal di rumah Subrata sejak 1965.
Subrata pernah menjabat Direktur Televisi dan Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film pada 1983. Pada 1990, bapak lima anak ini menjabat Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika. Dalam tulisannya di Kompas, 2 Agustus 1995, Subrata menekankan media massa bukan hanya menjadi wadah penyampaian informasi, melainkan juga sarana edukasi untuk mencerdaskan bangsa.