Festival di lokasi-lokasi yang tak biasa selalu memiliki daya tarik tersendiri. Dengan tujuan mempromosikan wisata bahari, Togean International Oceanic Festival di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, menjadikan laut sebagai panggung untuk pergelaran.
Dari panggung setinggi 2 meter dari permukaan laut, panjang 12 meter, dan lebar 10 meter, para pembawa acara menyapa penonton. Saat itu, matahari senja sebagian besar telah ditelan hutan pulau di seberang barat. Nyanyian, tarian, dan atraksi lainnya bergelayut bersama empasan ombak di laut dangkal nan jernih. Panggung utama itu terletak di pinggir jembatan ikonik sepanjang 1 kilometer.
Berjarak 20 meter hingga 60 meter dari panggung, para penonton terombang-ambing menikmati suasana. Mereka duduk dan berdiri di sampan, kapal motor, hingga panggung terapung. Sambil bertepuk tangan, para penonton menggoyangkan badan tanpa takut tercebur ke lautan yang berjarak hanya sejengkal. Penonton terdiri dari warga pulau dan turis mancanegara.
Begitulah suasana Togean International Oceanic Festival (TIOF) di perairan antara Pulau Papan dan Pulau Malenge, Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una, Kamis-Sabtu (9-11/8/2018). Panggung untuk pengisi acara didirikan di laut dekat jembatan papan sepanjang 1 kilometer. Dengan sampan dan kapal motor, penonton yang terdiri dari warga pulau dan turis mancanegara menikmati acara.
Acara di panggung laut itu dimulai pukul 16.00 Wita hingga pukul 18.30 berturut-turut dalam tiga hari. Acara malam hari dilanjutkan di panggung di Pantai Malenge, berjarak 1 kilometer ke arah barat dari panggung laut.
TIOF diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una untuk mempromosikan potensi wisata Taman Nasional (TN) Kepulauan Togean yang terkenal dengan pantai berpasir putih di 21 pulau, laut dangkal dengan bentangan terumbu karang, serta keindahan biota bawah laut di banyak titik.
Pulau Papan dan Malenge termasuk dalam kawasan TN Kepulauan Togean. Pulau Papan dan Malenge terkenal karena laut jernih dangkal berterumbu karang, pasir putih, dan jembatan papan ikonik.
Di panggung laut itu tampil, antara lain, penyanyi rock Andi /rif; musisi Amerika Serikat, Chris Berry; dan musisi etnik neo-tradisi Iwan Nestorman. Di arena sama, saat pembukaan festival, hadir Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Deputi Pengembangan Pemasaran dan Promosi Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gede Pitana.
Iwan mengatakan, pengalaman di Kepulauan Togean memberikan impresi tersendiri. Selama ini, ia sering manggung di pantai dengan membelakangi laut. Kali ini bukan hanya menghadap ke laut, melainkan juga panggungnya sendiri ada di laut.
”Ini kreativitas unik yang layak ditiru oleh pemerintah daerah lain yang mempromosikan wisata bahari atau festival pada umumnya,” ujar musisi asal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, itu.
Selama acara berlangsung tak ada kendala atau insiden di lautan. Panitia acara telah memastikan semua perangkat aman untuk digunakan. Hilir-mudik sampan dan kapal penonton pun tak mengacaukan acara.
Direktur TIOF Franki Raden mengutarakan, pada umumnya festival wisata bahari di Indonesia tak memanfaatkan perairan sebagai medium utama acara. Laut hanya dipakai untuk lomba, seperti dayung sampan, triatlon, dan atraksi lainnya.
”Padahal, acara panggung sangat mungkin bisa dilakukan di laut. TIOF membuktikan laut bisa dijadikan wahana untuk penyelenggaraan acara panggung,” ujarnya.
Di Sulteng, acara panggung di laut baru kali ini dilakukan. Festival promosi Kepulauan Togean sebelumnya pun tak menjadikan laut sebagai panggung utama.
TIOF, yang baru pertama kali dilakukan, merupakan pengganti acara sebelumnya, yakni Festival Kepulauan Togean. Festival itu sudah berjalan 14 tahun. Festival lebih sering dilakukan di Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Dengan ”label” internasional melalui pelibatan musisi Chris Berry, Kepulauan Togean diharapkan makin memikat wisatawan mancanegara (wisman).
Saat ini, rata-rata pengunjung wisman di Kepulauan Togean 5.000-6.000 orang. TIOF diharapkan bisa menggaet wisman hingga 12.000 orang ke depan.
Wakil Bupati Tojo Una-Una Admin Lasimpala menyatakan, acara di laut sesuai dengan tujuan promosi, yakni memperkenalkan potensi wisata bahari. ”Kami sengaja mendatangkan orang-orang, termasuk artis pengisi acara, ke sini agar potensi wisata di sini terekspose,” katanya.
Namun, Admin belum menjamin apakah TIOF berikutnya dilaksanakan dengan konsep yang sama. Hal itu masih perlu dibicarakan.
Apa pun itu, TIOF kali ini memberikan kesan tersendiri. Laut yang dipromosikan sebagai destinasi wisata menjadi medium utama festival.