Eks Napi Teroris dan Kombatan Jadi Pasukan Kehormatan
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS — Sebanyak 31 eks narapidana teroris dan mantan kombatan yang tergabung dalam pasukan kehormatan Lingkar Perdamaian, Jumat (17/8/2018), mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-73 Republik Indonesia di Alun-alun Lamongan, Jawa Timur. Mereka juga membacakan ikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mereka juga siap menjadi duta perdamaian, taat dan patuh pada kehidupan berbangsa dan bernegara, membantu dalam penanganan radikalisme dan bersama-sama aparat menjaga keutuhan NKRI. Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi, yang juga kakak dari Amrozi (terpidana mati bom Bali I), seusai upacara, mengungkapkan perlunya dukungan pemerintah baik secara moril maupun materiil bagi eks kombatan, eks narapidana terorisme, dan keluarga eks teroris agar dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Ali mengemukakan, Yayasan Lingkar Perdamaian sendiri didirikan di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, pada 29 November 2016 dan diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Yayasan Lingkar Perdamaian beranggotakan 43 orang, termasuk 11 mantan kombatan, 14 eks napi kasus terorisme, dan 7 keluarga teroris.
Kami akan membuat kontra narasi terkait dengan terorisme agar tidak semakin berkembang liar.
Menurut dia, Yayasan Lingkar Perdamaian berperan aktif mencegah terorisme di Indonesia. ”Kami berharap eks napi kasus terorisme lainnya mengikuti kami, kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Kami akan membuat kontra narasi terkait dengan terorisme agar tidak semakin berkembang liar,” kata Ali.
Ali menambahkan, keikutsertaan eks napi terorisme dan mantan kombatan dalam peringatan detik-detik proklamasi merupakan bentuk riil mereka cinta Tanah Air yang tak perlu diragukan lagi. Tahun lalu, peringatan detik-detik proklamasi digelar di Tenggulun. Bahkan, Ali bertindak membaca teks Proklamasi, sedangkan anak Amrozi, Mahendra, bertugas mengibarkan bendera.
”Dulu, banyak teman yang enggan hormat bendera, kini kami menghormati Merah Putih. Dulu, ada yang menganggap aparat polisi musuh, tetapi kini mereka adalah mitra kami menangkal dan mencegah terorisme,” ujar Ali.
Ali menyebut ada sosok yang dulu disegani di kalangan kombatan dan kelompok teroris yang kini sudah kembali ke pangkuan NKRI. Bahkan, pada peringatan hari kemerdekaan kali ini memegang peran penting.
Pada peringatan kemerdekaan tahun ini, bertindak sebagai komandan kompi Lingkar Perdamaian Yoyok Edi Sucahyo. Pembaca ikrar kesetiaan terhadap NKRI kali ini Yusuf Anis alias Haris alias Abu Musa Yusuf Anis.
Dulu, banyak teman yang enggan hormat bendera, kini kami menghormati Merah Putih.
Yoyok sendiri terpapar paham ekstremis pada tahun 1991 sampai dengan 1994 saat berguru kepada Abu Taqi yang sekarang menjadi salah satu komandan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Pada 1999-2001, Yoyok bergabung bersama Iswanto bertugas menyiapkan logistik senjata dan material bom yang dikirim ke milisi Ambon dan Poso pimpinan Ali Fauzi.
Sementera Yusuf menjadi instruktur senior kamp militer Mujahidin Afghanistan dan Filipina pada 1991-2001. Dia menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA di Lamongan, selanjutnya melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dan tamat tahun 1998. Yusuf selanjutnya masuk akademi militer Mujahidin Afghanistan dan tamat 1991 dengan pangkat Duwon Brigmen atau Letnan Dua.
Ali menegaskan, hal ini membuktikan, mereka menapaki masa depan dan meninggalkan masa lalu kelabu. Ali hanya berharap masyarakat bisa menerima mereka yang sudah ”tobat” agar lebih bisa membaur lagi ke tengah-tengah masyarakat.
Selain upacara bendera yang kali ini diikuti eks napi terorisme dan mantan kombatan, juga diselingi pemberian remisi secara simbolis terhadap 289 napi. Dari ratusan orang yang mendapat remisi, 13 napi di antaranya langsung bebas.
Bupati Lamongan Fadeli kali ini bertindak sebagai inspektur upacara. Ketua DPRD Lamongan Debby Kurniawan, yang juga anak kandungnya, bertindak membaca teks Proklamasi.
Petugas pengibar bendera Willy Bambang dari SMA Negeri 1 Ngimbang, Heru Krisdianto dari SMK Negeri 1 Sambeng, dan M Farhan S dari SMA Negeri 1 Lamongan. Pembawa baki bendera Merah Putih Tania Yesika W dari SMAN 1 Ngimbang.
Fadeli berharap, peringatan kemerdekaan ke-73 RI kali ini semakin menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air. Selain itu, juga diharapkan semakin merekatkan persatuan dan menumbuhkan toleransi di Lamongan.