BANDA ACEH, KOMPAS Populasi empat satwa spesies kunci Sumatera, yaitu gajah, orangutan, harimau, dan badak, di Aceh terancam. Perburuan dan perusakan habitat jadi pemicu utama. Perlu upaya serius menyelamatkan satwa itu.
Dalam diskusi strategi penyelamatan empat spesies kunci yang digelar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di Banda Aceh, Rabu (15/8/2018), mengemuka, tanpa upaya serius, satwa-satwa itu akan punah. Hal itu berpengaruh pada keseimbangan ekosistem.
Menurut Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, gajah paling diburu. Pada 2015-2018, ada 34 gajah mati, dua di antaranya gajah jinak. Penyebab kematian adalah diracun (12), akibat konflik (9), diburu (8), dan mati alami (5).
Gajah jinak bernama Retno (40 tahun) mati di Conservation Response Unit (CRU) Mila, Pidie, Aceh, Selasa (14/8). Retno diduga mati keracunan.
Juni lalu, gajah jinak, Bunta, mati di CRU Aceh Timur. Bunta diracun mantan pekerja CRU. Ironisnya, CRU adalah pusat mitigasi konflik satwa.
Pembangunan parit pembatas di habitat gajah mendesak dilakukan untuk mengurangi intensitas konflik gajah dengan manusia. Yang sudah dibangun di Kabupaten Bener Meriah sepanjang 7 km dan di Aceh Timur 5 km. Tahun ini akan dibangun di Aceh Jaya sepanjang 1,4 km dan di Aceh Timur 36 km.
Sapto menyatakan, populasi keempat satwa lindung di Aceh terancam karena sebagian besar berada di luar kawasan konservasi. Perlu kebijakan khusus dari pemerintah daerah menyelamatkan satwa tersebut.
Direktur CRU Aceh Wahdi Azmi mengatakan, pihaknya mendorong lembaga legislatif dan pemerintah daerah segera menyusun draf peraturan itu.
Manajer Forum Konservasi Leuser Rudi Putra mengatakan, perambahan hutan dan perburuan menyebabkan badak kian terancam. ”Restorasi habitat satwa mendesak dilakukan,” katanya.
Korban bertambah
Dari Lampung dilaporkan, korban konflik antara gajah dan manusia bertambah. Rabu dini hari, kawanan gajah liar menyerang dua warga yang menjaga kebun di kawasan Hutan Produksi Terbatas, Kecamatan Pemerihan, Pesisir Barat.
Kedua warga, pasangan suami-istri, Saudah (60) dan
Nasrudin (65), diserang gajah liar di gubuk di tengah hutan. Saudah tewas di tempat, Nasrudin meninggal di klinik terdekat.
Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Ismanto mengatakan, penyerangan diketahui saat keluarga korban melapor ke kantor Resor Pemerihan pukul 02.00.
Selasa (3/7), Surip (70), warga Tanggamus, juga tewas terinjak gajah saat berusaha mengusir gajah dari kebun yang dijaganya di Hutan Lindung Register 39 Kotaagung Utara, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Tanggamus.
Sebenarnya gajah liar telah diupayakan digiring ke kawasan TNBBS. Namun, gajah kerap keluar kawasan untuk mencari makanan. (AIN/VIO)