Ospek FISIP Uncen Ditutup Tanpa Yel-yel Papua Merdeka
Oleh
Fabio M Lopes Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih mengakhiri Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru atau PKKMB bagi 700 mahasiswa di Jayapura, Papua, Rabu (15/8/2018). Tidak ada lagi aksi separatis, seperti yel-yel Papua Merdeka, dan penggunaan aksesori berlambang bintang kejora dalam kegiatan itu.
Sebelumnya, Rektorat Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, menghentikan kegiatan PKKMB atau dikenal sebagai ospek bagi sekitar 9.000 mahasiswa baru di Auditorium Uncen pada Selasa (14/8/2018).
Hal itu dipicu aksi sejumlah panitia berbau separatisme yang melibatkan mahasiswa baru di sejumlah fakultas.
Pantauan kemarin, kegiatan PKKMB di kampus FISIP dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 WIT. Namun, pihak panitia masih melarang wartawan mengambil gambar pelaksanaan kegiatan PKKMB tersebut.
Dekan FISIP Universitas Cenderawasih Septinus Saa mengatakan, pihaknya telah melucuti semua atribut berbau aksi separatis dalam PKKMB. ”Mahasiswa baru dapat mengikuti kegiatan PKKMB dengan lancar. Saya telah mengeluarkan peringatan tegas agar tak boleh lagi ada aksi seperti itu,” kata Septinus.
Ia menegaskan, panitia yang memaksakan penggunaan atribut dan yel-yel berbau separatis akan mendapat sanksi berupa skors dari kegiatan perkuliahan. ”Kami akan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakuriler yang bertema nasionalisme dan bela negara. Tentunya kegiatan ini harus mendapat izin dari rektor,” tutur Septinus.
Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta NKRI Hendrik Yance Udam menuntut agar pihak Rektorat Universitas Cenderawasih membenahi masalah aksi separatisme di Papua. Sebab, Universitas Cenderawasih adalah kampus yang dibiayai negara.
Kepala Polres Jayapura Kota Ajun Komisaris Besar Gustav Urbinas mengungkapkan, pihaknya bersama Dandim Jayapura Letkol (Inf) Nova Ismilianto juga diusir dari area auditorium ketika hendak menghentikan aksi separatis tersebut.
”Kemungkinan besar ada kelompok yang menyusupkan ideologinya yang tidak sesuai NKRI di kalangan panitia. Karena itu, kami berkoordinasi dengan pihak kampus untuk menghentikan PKKMB,” tuturnya.
Gustav menambahkan, Polres Jayapura Kota akan memeriksa tiga oknum mahasiswa yang menjadi koordinator aksi separatis dalam kegiatan PKKMB.
”Mereka masih berstatus sebagai saksi. Kami akan meminta klarifikasi terkait tujuan mereka di balik aksi tersebut,” kata Gustav.