SOLO, KOMPAS — Pengungsi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih membutuhkan bantuan bahan makanan, tenda, tikar, dan lainnya. Keberadaan tim medis juga sangat diperlukan.
Koordinator Tim Tanggap Bencana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Hartono mengatakan, Tim SAR UNS dan Mapala Vagus Fakultas Kedokteran UNS yang berangkat Senin (6/8/2018) telah mendirikan posko di Desa Gumantar, salah satu lokasi kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa UNS di Kabupaten Lombok Utara.
Di Desa Gumantar berjarak dua jam dari Mataram, ada enam dusun yang rusak parah karena banyak bangunan roboh rata dengan tanah. Sekitar 1.000 orang mengungsi di lima posko swadaya dengan tenda seadanya.
Kawasan itu, menurut Hartono, belum terjamah bantuan hingga hari kedua gempa, padahal banyak yang mengalami luka serius. ”Sebagian korban gempa mengalami patah tulang dan benturan kepala,” kata Hartono di Nusa Tenggara Barat dalam keterangan tertulis Humas Universitas Sebelas Maret, Solo, Sabtu (11/8/2018).
Hartono mengatakan, tim gabungan UNS, selain mengirimkan tim medis, juga membawa bantuan untuk korban gempa, yakni kebutuhan pokok untuk 1.000 orang hingga tujuh hari pertama, 5 tenda, 100 tikar, 4 tandon air, 1 genset, obat-obatan, dan air mineral.
Menurut Hartono, korban gempa masih membutuhkan banyak bantuan. ”Mereka masih membutuhkan sembako, tenda, tikar, selimut, obat-obatan dan tim medis, pembalut wanita, serta popok sekali pakai untuk anak, tandon air, dan genset,” kata Hartono, yang juga Dekan Fakultas Kedokteran UNS.
Hartono mengatakan, Posko Tanggap Bencana kerja sama antara Fakultas Kedokteran UNS, RSUD dr Moewardi, PMI Solo, tim SAR UNS, Mapala Vagus, Ikatan Alumni UNS, dan TNI Angkatan Udara langsung menangani korban gempa di Desa Gumantar, Lombok Utara, sejak Selasa (7/8/2018). Posko ini akan berdiri selama 2 minggu. ”Kalau masih dibutuhkan dan logistik kami mendukung, bisa dilanjutkan,” ujar Hartono
Menurut Hartono, ada dua tim medis yang dikirim ke Lombok. Tim pertama terdiri dari 14 dokter spesialis dari RSUD dr Moewardi, Solo, dan FK UNS. Tim ini langsung bekerja di RSU Mataram sejak Rabu (8/8/2018).
Tim kedua, yakni tim khusus bedah ortopedi sebanyak 10 orang yang terdiri dari dokter spesialis ortopedi, anestesi, perawat, dan tim pendukung yang juga bertugas di RSU Mataram. Keberadaan tim medis itu sangat dibutuhkan.
Sekretaris PMI Solo Sumartono di Solo mengatakan, PMI Solo telah mengirimkan 50 kantong darah ke Lombok. Selain itu, tim yang dikirim ke Lombok telah mendistribusikan bantuan di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, antara lain tikar, matras, pakaian, dan air mineral.
Sementara itu, tim medis berkeliling ke tempat-tempat pengungsian melakukan pelayanan kesehatan juga di Desa Gumantar. Tim PMI Solo juga melaksanakan program pendampingan psikososial terhadap anak-anak warga terdampak gempa.