NGAWI, KOMPAS - Semburan air bercampur lumpur dan pasir sudah empat hari terjadi di salah satu petak sawah di Sidolaju, Widodaren, Ngawi, Jawa Timur. Pemilik sawah dan petani di sekitarnya menjadi terganggu karena tidak bisa menanam padi.
Informasi dari Kepolisian Resor Ngawi, Rabu (8/8/2018), menyebutkan, sawah tempat semburan itu milik warga bernama Mujianto. Semburan terjadi setelah Mujianto memompa air dengan mesin untuk mengairi sawahnya yang akan dibajak.
Namun, air yang keluar dari lubang pemompaan di sawah menyembur tinggi. Semburan air dan lumpur pada awalnya mencapai 80 meter tetapi berkurang dari hari ke hari. Sampai dengan Rabu sore, ketinggian semburan sekitar 20 meter. Materialnya berupa air dan pasir. Para petani di dekat lokasi semburan belum dapat bercocok tanam. Semburan masih terjadi. Tanah di sekitar lubang semburan ambles.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono yang dihubungi dari Surabaya mengatakan telah menerima laporan dan mengecek lokasi semburan. "Material semburan air bercampur lumpur dan pasir. Semburan terjadi setelah ada pemompaan air oleh seorang petani," katanya.
Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Timur Mochamad Soleh menambahkan, fenomena semburan air bukan sesuatu yang luar biasa. Kawasan Ngawi, Magetan, dan Madiun punya posisi tanah antiklinal atau ada lipatan tanah lebih tinggi dari bagian lipatan lainnya. Lipatan antiklinal akan membentuk permukaan bumi menjadi cembung misalnya perbukitan dan terdapat jebakan-jebakan gas.
Dengan demikian, ketika ada gerakan tanah sehingga menjadi retak bahkan oleh aktivitas pemompaan, jebakan gas menyemburkan material yang ada. Dalam hal ini, air, lumpur, dan pasir. "Kami mengimbau warga tidak memanfaatkan air dari lokasi semburan karena kebersihan dan kualitas tidak terjamin," kata Soleh.
Kepala Polres Ngawi Ajun Komisaris Besar Pranatal Hutajulu mengatakan, lokasi semburan telah dikelilingi oleh garis polisi. Anggota Polri dan TNI bergiliran jaga agar lokasi tidak sembarangan dimasuki warga yang penasaran, nekat, tetapi mendapat kecelakaan. "Sampai dengan lokasi dinyatakan aman, garis polisi akan dipertahankan. Kami meminta warga tidak gegabah dalam menyikapi fenomena itu," katanya.