Tabungan sejak TK Pun Direlakan untuk Korban Gempa Lombok
Oleh
regina rukmorini
·2 menit baca
Vaqisya Zahra (9), siswa kelas III SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang, Jawa Tengah, mengaku sedih melihat tayangan di televisi tentang gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Terdorong oleh rasa iba melihat korban gempa Lombok, Vaqisha rela menyumbangkan tabungannya sejak TK, khusus untuk korban gempa.
”Saya tidak tahu uang itu akan digunakan untuk apa. Saya cuma berharap mudah-mudahan uang yang saya sumbangkan bisa membantu,” ujarnya dalam acara pengumpulan sumbangan untuk korban gempa Lombok yang diselenggarakan SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang, Selasa (7/8/2018).
Dalam kesempatan itu, Vaqisya pun tampil mencolok, meletakkan celengan berisi tabungannya yang berbentuk tabung dan bergambar kartun ke dalam kotak sumbangan. Sementara teman-temannya langsung menaruh lembar-lembar uang kertas ke dalam kotak sumbangan itu.
Vaqisya mengatakan, dirinya memang tidak rutin mendapatkan uang saku karena sekolahnya melarang siswa untuk jajan. Namun, berapa pun uang yang diterima dari orangtuanya untuk jajan saat berada di luar sekolah selalu dia tabung. Terakhir, Senin malam, dia menabung Rp 12.000.
Vaqisya menyebutkan, kerelaan menyumbangkan satu celengan penuh tersebut adalah murni berasal dari inisiatifnya sendiri. ”Saya memberi tahu niat ini kepada ibu, dan ibu bilang setuju,” katanya.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang Mustaqim mengatakan, setiap kali ada bencana alam yang mengguncang sejumlah daerah, pihaknya memang selalu melakukan kegiatan pengumpulan sumbangan.
”Tidak sekadar ingin memberi sumbangan, kegiatan pengumpulan sumbangan ini sengaja dilakukan untuk melatih, mengetuk kepedulian anak terhadap penderitaan orang lain,” ucapnya.
Dalam kegiatan pengumpulan sumbangan untuk Lombok, dari 997 siswa kelas I hingga VI SD, terkumpul sumbangan sebanyak Rp 23.115.000. Seluruh sumbangan tersebut akan diberikan kepada korban gempa Lombok melalui lembaga LAZISMU.
Sebelumnya, menurut dia, pengumpulan sumbangan untuk bencana alam memang selalu terkumpul di atas Rp 20 juta. Untuk bencana tanah longsor yang terjadi di Garut, Jawa Barat, dan longsor di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang terjadi pada tahun 2017, misalnya, masing-masing terkumpul sumbangan Rp 27 juta dan Rp 25 juta.