Menggeliatkan Potensi Wisata Margamukti
Saat ini Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menggelar kuliah kerja nyata. Salah satu lokasi adalah di Desa Margamukti, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Para mahasiswa mencoba memberdayakan potensi desa itu, terutama sektor pariwisata.
Sejumlah wisatawan bergegas memasuki rumah tua di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/72018) pagi. Begitu melangkah ke ruang tamu, perhatian mereka langsung tersedot ke dua foto yang tergantung di dinding. Salah satu foto itu menampilkan sosok perempuan bergaun putih yang tampak misterius.
Mereka yang sudah menonton film Pengabdi Setan garapan sutradara Joko Anwar pasti dengan mudah mengenali sosok perempuan dalam foto tersebut. Perempuan itu adalah aktris Ayu Laksmi yang memerankan tokoh Ibu dalam Pengabdi Setan. Di samping foto itu, ada foto lain yang menampilkan Ayu bersama beberapa aktor dan aktris lain yang juga bermain dalam film horor tersebut.
Keberadaan foto-foto itu bukanlah sebuah kebetulan karena rumah tua di Desa Margamukti itu memang pernah menjadi salah satu lokasi pengambilan gambar film Pengabdi Setan. Dirilis di bioskop pada September 2017, Pengabdi Setan menjadi film Indonesia terlaris tahun lalu dengan jumlah penonton mencapai 4,2 juta orang.
Antusiasme masyarakat terhadap Pengabdi Setan ternyata juga berdampak pada rumah tua di Desa Margamukti itu. Setelah film itu tayang di bioskop, banyak warga dan wisatawan yang merasa penasaran dengan rumah yang sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu itu. Sebagian dari mereka lalu menyempatkan diri mengunjungi rumah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII yang disebut sudah berdiri sejak abad ke-19 itu. ”Setelah film Pengabdi Setan tayang, tiba-tiba banyak pengunjung yang berkunjung ke sini,” kata Iyay Hidayat (53), petugas PTPN VIII yang menjaga rumah itu.
Belum tergarap
Kehadiran para pengunjung itulah yang membuat rumah tua dua lantai ini mendadak menjadi destinasi wisata baru di Desa Margamukti. Sejumlah pihak pun melihat ada peluang bagus untuk mengembangkan lebih lanjut aktivitas pariwisata di Desa Margamukti.
Salah satu di antaranya adalah sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang tengah menjalani kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Margamukti. Sejak 24 Juni-9 Agustus 2018, UGM mengirim 30 mahasiswanya untuk menjalani KKN di Desa Margamukti.
Bekerja sama dengan sejumlah pihak lain di desa tersebut, para mahasiswa itu menyusun rencana pengembangan pariwisata di Margamukti. ”Salah satu yang kami lakukan adalah memetakan potensi pariwisata di Desa Margamukti,” kata Koordinator Unit Sosial Humaniora Mahasiswa KKN UGM di Margamukti Jeremy Musa (22).
Selama ini, Desa Margamukti dikenal sebagai wilayah perkebunan teh sekaligus daerah yang memiliki potensi energi panas bumi. Di sana ada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Wayang Windu. Desa yang berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut itu dihuni sekitar 20.000 orang. Jarak desa itu dengan Kota Bandung sekitar 50 kilometer.
Jeremy menjelaskan, Desa Margamukti memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Selain rumah tua yang digunakan untuk pengambilan gambar film Pengabdi Setan, beberapa tempat lain yang bisa dimanfaatkan untuk destinasi wisata antara lain kebun teh, hutan pinus, tempat penangkaran rusa, trek sepeda gunung, beberapa tempat pemandian air panas, dan beberapa bukit dengan pemandangan menawan.
Selama ini, potensi-potensi wisata itu belum digarap maksimal oleh masyarakat setempat. Hal ini karena mayoritas warga masih fokus bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Padahal, jika dikembangkan dengan baik, aktivitas pariwisata itu bisa berdampak signifikan terhadap kesejahteraan wargat setempat.
”Kepada masyarakat di sini, kami menyosialisasikan betapa pentingnya pariwisata. Apalagi, pengembangan aktivitas pariwisata itu tidak membutuhkan hal yang terlalu rumit,” kata Jeremy, mahasiswa Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik UGM.
Para mahasiswa UGM itu kemudian menyusun dokumen cetak biru rencana pengembangan aktivitas pariwisata di Desa Margamukti. Ada lima potensi wisata yang akan dikembangkan lebih lanjut, yakni rumah Pengabdi Setan, tempat penangkaran rusa, taman obat keluarga, tempat berfoto di kawasan Puncak Besar, dan gardu pandang di Bukit Paninjauan.
Untuk rumah Pengabdi Setan dirancang alur kunjungan wisatawan ke rumah tersebut serta merencanakan pembuatan beberapa fasilitas, misalnya tempat parkir, tempat penjualan loket, papan petunjuk arah, dan papan informasi.
Selain itu, dibuat situs web dan akun media sosial untuk mempromosikan potensi pariwisata Desa Margamukti dan membuat video profil wisata desa tersebut. ”Kami juga mengadakan beberapa pelatihan, termasuk bagaimana menggunakan media sosial untuk mempromosikan potensi pariwisata di sini,” kata Catarina Apriliana Dessy (21), mahasiswi jurusan Pariwisata UGM.
Pada Sabtu (28/7/2018), mereka juga menggelar Pangalengan Geotourism Festival di Desa Margamukti untuk mempromosikan potensi pariwisata. Festival itu mementaskan juga acara kesenian, pameran potensi desa, serta lomba foto dan esai.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Irfan Dwidya Prijambada menuturkan, program KKN di Desa Margamukti akan dijalankan secara berkelanjutan selama tiga sampai lima tahun ke depan. Selama itu, UGM akan terus mengirimkan mahasiswanya untuk menjalankan KKN di desa tersebut. Jadi, program pengembangan pariwisata yang telah dirintis oleh para mahasiswa UGM tahun ini akan dilanjutkan mahasiswa angkatan berikutnya.
”Pada tahun pertama, para mahasiswa ini melakukan pemetaan potensi pariwisata Desa Margamukti. Pada tahun depan, akan ada mahasiswa lagi yang datang untuk memberdayakan dan melatih masyarakat, misalnya anggota karang taruna, untuk mengelola sendiri potensi pariwisata yang ada,” ucap Irfan.
Kepala Desa Margamukti Agus Suherman menyambut baik kehadiran para mahasiswa UGM yang menjalankan program KKN di desa itu. Agus berharap, kehadiran para mahasiswa itu bisa memaksimalkan berbagai potensi yang ada di Desa Margamukti.
”Saya selaku kepala desa di sini memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya buat mahasiswa UGM yang telah jauh-jauh datang dari Yogyakarta untuk mengadakan KKN di Desa Margamukti,” katanya.