CILACAP, KOMPAS -- Nelayan di pesisir Pantai Cilacap mulai memanen ubur-ubur pada musim kemaru ini. Puluhan kuintal ubur-ubur dapat mereka tangkap di perairan yang jaraknya kurang dari 10 kilometer dari garis pantai. Setiap hari sekitar 100 ton ubur-ubur dapat ditangkap dari wilayah perairan Cilacap.
"Per kilogram ubur-ubur harganya Rp 700. Tadi berangkat melaut jam 05.00 sampai 11.00 dan bisa dapat 1 ton ubur-ubur," kata Piran (40) salah satu nelayan yang sedang membongkar ubur-ubur tangkapan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Rabu (1/8/2018).
Piran menyampaikan, saat ini gelombang masih tinggi tetapi tidak seekstrem sepekan lalu yang mencapai 6 meter. "Sudah sekitar seminggu tidak berani melaut karena gelombang sangat berbahaya. Ini sudah agak reda dan dapat ubur-ubur," katanya.
Menurut Piran, musim ubur-ubur memang datang seiring kemarau. Ubur-ubur cenderung naik ke permukaan dan mudah ditangkap dengan jaring tangkap ikan. "Musim ubur-ubur bisa berlangsung sampai sebulan. Kalau ada hujan, ubur-ubur mulai hilang," katanya.
Tumar (32) pengepul ubur-ubur menyampaikan, hingga siang ini dia telah membeli dan mengumpulkan 3 ton ubur-ubur. "Nanti ubur-ubur ini dibawa ke pabrik pengolahan untuk dikeringkan dan dikirim ke luar negeri," kata Tumar.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan, per hari di wilayah Cilacap panen ubur-ubur mencapai 100 ton. “Ubur-ubur itu berasal dari perairan Australia, terbawa arus dan angin ke selatan Jawa Tengah. Ubur-ubur yang ditangkap nelayan itu setelah dikeringkan akan diekspor ke Jepang atau Korea untuk dikonsumsi,” kata Sarjono.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.