SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya berambisi mencegah dan mengatasi serangan difteri. Untuk itu, gerakan imunisasi difteri yang berlangsung dalam tiga putaran tahun ini didukung penuh.
Imunisasi difteri diberikan kepada warga berusia 1-19 tahun. Imunisasi diberikan dalam tiga putaran. Putaran pertama telah selesai. Sampai akhir Agustus 2018, dilaksanakan imunisasi difteri putaran kedua.
Salah satu tempat pelaksanaan imunisasi difteri, Selasa (31/7/2018), ialah SD Muhammadiyah 4 Surabaya di Jalan Pucang Adi. Sebelum imunisasi berlangsung, pemangku kepentingan mengadakan bincang-bincang tentang difteri.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengklaim, ”Kota Pahlawan” sudah berada di jalur yang benar untuk pencegahan difteri. Itu terlihat dari capaian cakupan imunisasi pada tahap pertama yang diberikan kepada 772.847 jiwa atau melampaui proyeksi 753.498. ”Cakupan imunisasi di tahap pertama mencapai 102,5 persen,” katanya.
Untuk putaran kedua, jumlah warga yang kembali menerima imunisasi sebanyak 753.498 jiwa sesuai angka proyeksi. Namun, diyakini, dalam pelaksanaan saat ini sampai nanti, yang akan menerima imunisasi difteri akan mencapai 785.904 jiwa. Artinya, realisasi putaran kedua melebihi putaran pertama. ”Sampai dengan Senin atau kemarin, cakupan imunisasi sudah 58 persen dari angka realisasi,” ujar Rachmanita.
Angka realisasi putaran kedua yang diyakini akan lebih dari putaran pertama disebabkan beberapa hal, antara lain saat putaran pertama pasien berhalangan karena sakit atau pergi atau kondisi tertentu. Namun, mereka tetap mendapat imunisasi di luar Surabaya, misalnya di Madura, Gresik, Sidoarjo, bahkan di luar Jawa Timur. Di putaran kedua ini, amat diharapkan berbagai halangan bisa diatasi oleh warga sendiri sehingga anak-anak dapat kembali menerima imunisasi tahap kedua di Surabaya.