Pemkot Bandung Targetkan Jangkau 12.000 Keluarga Miskin
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Kualitas layanan penyaluran bantuan beras untuk keluarga miskin di Kota Bandung, Jawa Barat, ditingkatkan. Inovasi yang dilakukan adalah melalui Anjungan Terima Mandiri (ATM) Beras.
Pemerintah Kota Bandung menargetkan, pengadaan ATM Beras secara bertahap dimulai pada 2019 guna menjangkau lebih kurang 12.000 keluarga miskin. Untuk menjangkau keluarga miskin di semua wilayah, ATM Beras ini akan ditempatkan masing-masing satu unit di 151 kelurahan dan 30 kecamatan.
"Pengadaan dimulai tahun depan (2019). Harga per unit ATM Beras ini Rp 33 juta. Total dibutuhkan alokasi anggaran sekitar Rp 5 miliar,” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam acara peluncuran ATM Beras yang digelar bersamaan dengan Peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-46 Kota Bandung 2018 di Lapangan Urugan, Kota Bandung, Selasa (31/7/2018).
Saat peluncuran ini Pemkot Bandung telah melakukan pengadaan 6 unit ATM Beras, dan ATM tersebut ditempatkan di enam kecamatan, yakni Kiaracondong, Cibeunying Kaler, Cicendo, Gedebage, Bandung Kulon, dan Kecamatan Antapani.
Tiap ATM Beras saat ini diproyeksikan untuk menyalurkan bantuan beras kepada 75 keluarga atau sejauh ini keluarga miskin yang dapat dilayani melalui ATM Beras tersebut baru 450 keluarga.
Tiap keluarga miskin mendapat jatah 10 kilogram per bulan. Beras itu dapat diambil seminggu sekali sebanyak 2,5 kg.
Kapasitas penyaluran itu menyesuaikan dengan alokasi beras yang dimiliki oleh Pemkot Bandung, yang diambil dari beras cadangan pemkot di bulog. Bantuan juga memungkinkan dari donatur, sehingga jika persediaan sangat besar, tiap ATM dimungkinkan dapat melayani lebih dari 75 keluarga miskin.
ATM Beras itu dibuat oleh alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1980. Sarana ini dimaksudkan selain memudahkan penyaluran beras secara mandiri, tepat sasaran, juga mencegah terjadinya penyimpangan atau kecurangan seperti yang sering terjadi dalam penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin).
Ridwan pun menyinggung, ATM itu ditempatkan di rumah-rumah ibadah, yang dalam peluncuran Selasa (31/7/2018) ditempatkan di masjid dab gereja.
“Hal ini dimaksudkan mencegah ketidakjujuran karena dalam praktik penyaluran raskin seringkali tidak tepat sasaran. Ada keluarga mampu, tapi mereka menerima raskin karena kerabat dari Ketua RT. Dengan ditempatkan di rumah ibadah, warga yang mencoba tidak jujur tentu akan malu,” ucapnya.
Ridwan menuturkan pula ATM Beras ini akan diterapkan di kabupaten/ kota lainnya di Jabar. Kebijakan tersebut memungkinkan dilaksanakan karena Ridwan Kamil yang berpasangan Uu Ruzhanul Ulum menang, dan mereka telah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2018, tanggal 24 Juli 2018.
“Ke depan juga sebaiknya raskin dapat disalurkan lewat ATM Beras,” ujar Ridwan.
Beras premium
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, beras yang disalurkan lewat ATM Beras adalah jenis premium seharga Rp 12.000 per kg.
“Tiap tahun kami menyiapkan sekitar 22 ton beras yang digelontorkan untuk keluarga miskin, dan lebih kurang 49 ton untuk keadaan darurat,” ujar Elly.
Menurut Elly, pendataan atau pengajuan nama-nama penerima bantuan lewat ATM Beras ini dilakukan oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), maupun pengurus gereja. Mereka akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan yang mempunyai basis data keluarga miskin.
Nama-nama itu kemudian diajukan ke Dinas Sosial Kota Bandung untuk diverifikasi. Dari hasil verifikasi, warga yang memenuhi syarat akan menerima kartu ATM Beras.
Namun penerima beras dari program ATM Beras tidak boleh ganda, artinya mereka juga penerima beras raskin. Bagi warga yang sudah tercatat sebagai penerima raskin, yang saat ini jumlahnya di Kota Bandung sekitar 62.000 keluarga tidak diperbolehkan menerima bantuan dari ATM Beras.
“Dengan kata lain penerima beras ATM Beras adalah warga yang belum terlayani oleh program bantuan pangan non tunai seperti beras raskin,” kata Elly.
Ridwan (52), warga Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung menyambut baik program ATM Beras.
“Praktik pungutan liar atau penyimpangan seperti yang biasa terjadi pada distribusi beras raskin bisa dicegah lewat ATM semacam ini,” ucap Ridwan.