SURABAYA, KOMPAS – Kekebalan dari serangan wabah atau penyakit perlu menjadi indikator penentuan suatu wilayah administratif ramah anak. Untuk itu, imunisasi difteri putaran kedua yang sedang berlangsung sampai akhir Agustus 2018 perlu dijadikan momentum pemerintah daerah untuk mengusahakan imunitas komunal.
Di Surabaya, imunisasi difteri diproyeksikan diberikan kepada 753.498 jiwa warga berusia 1-19 tahun. Imunisasi diberikan dalam tiga putaran. Di putaran pertama, ternyata ada sebanyak 772.847 orang yang menerima imunisasi difteri. Cakupannya 102,5 persen dari proyeksi. Meski demikian, kasus difteri masih terjadi di Surabaya. Dari 430 kasus di Jawa Timur kurun Januari 2017-Juni 2018, menurut catatan Dinas Kesehatan Jawa Timur, sebanyak 50 kasus di antaranya terjadi di Surabaya.
Meski demikian, lanjut Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita, “Kota Pahlawan” sudah berada di jalur yang tepat untuk penanganan dan pencegahan difteri. Di putaran kedua ini, diprediksi yang akan menerima imunisasi difteri di Surabaya akan mencapai 785.904 jiwa atau lebih banyak daripada putaran pertama. “Sebulan ini, cakupan imunisasi difteri di Surabaya sudah mencapai 58 persen. Kami cukup yakin cakupan sampai akhir bulan depan bisa seluruhnya,” ujarnya di sela imunisasi difteri, Selasa (31/7/2018), di SD Muhammadiyah 4 Surabaya.
Sebulan ini, cakupan imunisasi difteri di Surabaya sudah mencapai 58 persen. Kami cukup yakin cakupan sampai akhir bulan depan bisa seluruhnya
Febria mengatakan, angka realisasi putaran kedua diyakini melampaui putaran pertama terkait dengan beberapa hal. Di putaran pertama pada awal tahun, kalangan warga boleh jadi berhalangan menerima imunisasi karena sakit, pergi, atau kondisi tertentu. Namun, meski berhalangan, sebagian di antaranya kemudian mendapat imunisasi tetapi di luar Surabaya yakni di Madura, Gresik, Sidoarjo, atau luar Jatim. “Di putaran kedua ini, kemungkinan warga bepergian semoga menurun sehingga anak-anak dapat kembali diimunisasi,” katanya.
Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara mengatakan, tingkat keberhasilan imunisasi difteri amat bergantung pada kesadaran warga dan upaya pemerintah secara terpadu. Sosialisasi perlu terus digalakkan sedangkan imunisasi dipantau. Jangan sampai ada anak yang tidak mendapat imunisasi karena takut jarum suntik atau dihalangi oleh keluarga dengan alasan tertentu.
Selama ini, Surabaya dikenal sebagai kota yang sedang bergerak menuju lebih baik dalam banyak hal. Pemerintah membangun taman dan ruang publik, memperbaiki dan memelihara prasarana, dan mengupayakan layanan dasar dalam pendidikan terpenuhi dengan baik. Namun, lanjur Arie, masih ada aspek amat penting yang tidak boleh dilupakan yakni layanan dasar kesehatan.
Dalam penilaian kami, suatu wilayah ramah anak bukan sekadar apabila sudah ada taman, sekolah, atau prasarana khusus anak yang memadai melainkan ketika ada imunitas komunal atau anak-anak mendapat kekebalan karena mendapat imunisasi dasar lengkap
“Dalam penilaian kami, suatu wilayah ramah anak bukan sekadar apabila sudah ada taman, sekolah, atau prasarana khusus anak yang memadai melainkan ketika ada imunitas komunal atau anak-anak mendapat kekebalan karena mendapat imunisasi dasar lengkap,” ujar Arie. Peluang menjadi kota yang benar-benar ramah anak dalam segala aspek termasuk kesehatan bisa diwujudkan oleh Surabaya. Untuk itu, imunisasi difteri di Surabaya perlu diupayakan berjalan dengan sukses.
Secara umum, kasus difteri di Jatim tergolong anomali. Catatan 430 kasus merupakan yang tertinggi di Indonesia. Difteri menyerang saat masyarakat berada dalam kondisi perekonomian yang dikatakan membaik. Pertumbuhan ekonomi 5 persen sehingga diasumsikan pendapatan warga seharusnya membaik. Jika itu benar, mengapa sampai ada warga yang kena difteri dan jumlah kasus banyak.
Febria menduga, aktivitas warga menjadi salah satu faktor yang memicu kealpaan keluarga mengimunisasi anak-anak. Orangtua sibuk dan masyarakat kurang saling mengingatkan agar anak-anak mendapatkan imunisasi termasuk difteri. “Kami akan berusaha keras agar cakupan imunisasi menjangkau seluruh warga,” katanya.