MATARAM, KOMPAS — Penerbangan rute Lombok International Airport-Bandara Ngurah Rai, Bali, bertambah setelah maskapai Nam Air mengisi jalur itu mulai Jumat (27/7/2018). Dengan demikian, saat ini, terdapat 10 penerbangan pergi-pulang Lombok-Denpasar.
”Jumat sore ini, Nam Air mulai penerbangan dari LIA (Lombok International Airport) ke Ngurah Rai,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I LIA I Gusti Ngurah Ardita, di Mataram, Lombok, Jumat malam.
Penerbangan perdana Nam Air menggunakan Boeing 737-500 dengan kapasitas 120 penumpang meliputi delapan kursi bisnis dan 112 kursi ekonomi. Nam Air dengan nomor penerbangan IN 682 dari Bandara Ngurah Rau tiba di Lombok pukul 18.50 Wita, kemudian kembali ke Bandara Ngurah Rai pukul 19.25 Wita dengan nomor penerbangan IN 683. Nam Air membuka rute penerbangan menuju Lombok-Bandara Sultan Salahudin, Bima, awal Februari 2018.
Selama ini, penerbangan dari Bandara Lombok menuju Bandara Ngurah Rai Bali berlangsung delapan kali sehari yang diisi Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air. Dengan penambahan frekuensi penerabgan ini, diharapkan akan meningkatkan jumlah penumpang dan kemudahan bagi penumpang dari Lombok ke Bali dan sebaliknya, dari Bali ke Lombok.
”Saat ini, penerbangan menuju Bali selalu penuh. Malah dari jauh-jauh hari banyak penumpang yang kehabisan tiket,” kata Ardita. Oleh karena itu, LIA berupaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas, seperti penambahan apron pesawat dan taxiway serta perluasan terminal.
Sebelumnya, Edwin Darmasetiawan, Direktur Pengembangan Indonesia Tourism Development Coorporation/ITDC–pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Lombok Tengah—mengatakan, di masa mendatang, ketersediaan transportasi udara dari dan ke Lombok akan sangat mendukung pengembangan KEK Mandalika.
Pembangunan konstruksi hotel di KEK Mandalika diperkirakan selesai tahun 2020, termasuk pembangunan sirkuit MotoGP yang dimulai pembangunannya pada 2019 dan beroperasi pada 2022. Tahun 2020 bakal ada tujuh hotel dengan 1.800 kamar yang sudah beroperasi. Tak hanya itu, setidaknya ada delapan pergelaran balap motor di kawasan itu.
Hal itu mengisyaratkan kebutuhan akan fasililtas yang representatif di LIA. Misalnya, penambahan luas apron agar menampung lebih banyak jumlah pesawat di LIA, termasuk penambahan panjang landas pacu dari 2.700 meter menjadi 3.000 meter sehingga Bandara LIA bisa didarati pesawat berbadan lebar.