CIREBON, KOMPAS — Tomi (26), warga Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, diduga menusuk istrinya, Toimah (24), dengan pisau hingga tewas, Rabu (25/7/2018) malam. Pelaku tega melakukan perbuatan keji itu karena tidak ingin bercerai dengan istrinya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cirebon Ajun Komisaris Kartono Gumilar, Kamis (26/7/2018), mengatakan, pembunuhan bermula saat pelaku yang telah pisah ranjang dan dalam proses perceraian mendatangi rumah istrinya di Blok Asinan, Wargabinangun, Rabu, pukul 21.00.
”Pelaku dan korban lalu terlibat cekcok. Kemudian, tiba-tiba, pelaku menusuk bagian perut korban hingga menyentuh bagian ususnya,” ujar Gumilar.
Mengetahui hal itu, pelaku pun kabur. Polisi yang menerima laporan peristiwa itu langsung meluncur ke tempat kejadian perkara. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun. Namun, nyawanya tidak tertolong lagi dan dinyatakan sudah meninggal.
Polisi mengecek rumah pelaku di Blok I, Wargabinangun. Akan tetapi, pelaku tidak berada di tempat.
”Setelah kami lacak, pelaku berada di sawah dan berhasil ditangkap. Motif pembunuhan ialah pelaku tidak ingin bercerai dan termakan api cemburu setelah mendengar korban memiliki teman dekat,” ujar Gumilar.
Dari pelaku, polisi mendapatkan barang bukti pisau dapur sepanjang 15-20 sentimeter bergagang kayu warga coklat. Polisi juga mendapatkan hasil otopsi jenazah korban dari Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Indramayu. Atas perbuatannya, pelaku terancam Pasal 338 KUHP juncto Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau 20 tahun penjara.
Bukan yang pertama
Kasus pembunuhan antara pelaku dan korban masih satu keluarga bukan kali ini saja terjadi. Pertengahan Januari lalu, anak balita berumur 14 bulan, Kaisar Alfikar, meninggal setelah diberi minum susu yang dicampur racun tikus buatan ayahnya, M Taofik (27).
Taofik juga menenggak minuman itu, tetapi selamat. Perbuatan itu dilakukan setelah cekcok dengan istrinya yang merantau ke Batam, Kepulauan Riau.
Awal September tahun lalu, Agus Supriyatna (38) diduga membunuh keluarganya sendiri di rumah kerabatnya di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Ibu dan istri pelaku tewas, sedangkan dua anak pelaku, seorang adik, dan seorang saudara iparnya terluka.
Secara terpisah, Farida Mahri, Koordinator Wangsakerta, komunitas yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan anak di wilayah Cirebon, menilai, kasus itu dipicu tingginya tingkat stres pelaku akibat tekanan ekonomi dan masalah sosial lainnya.