SLEMAN, Kompas Gelombang tinggi di kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lampung berdampak serius. Gelombang tinggi menimbulkan kerugian yang besar.
Selain itu, mengantisipasi bencana dan ancaman kehilangan jiwa, para nelayan di Lampung banyak tak melaut. Hal ini mengakibatkan pasokan ikan laut menurun sehingga mendongkrak harga jual.
Demikian laporan dari Tim Kajian Cepat Dampak Gelombang Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dan pantauan di lapangan di kawasan perairan laut Lampung, Selasa (24/7/2018).
Nilai kerugian terjadi akibat gelombang setinggi 6 meter yang terjadi pada Rabu (19/7) di pantai selatan DIY diperkirkan Rp 2 miliar. Angka kerugian itu diperkirakan meningkat jika gelombang tinggi masih terjadi hingga Minggu (29/7), kata Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Muh Aris Marfai.
”Dari observasi kami, ada beberapa kerugian akibat gelombang tinggi yang cukup signifikan. Kalau kami perkirakan, kerugian bisa mencapai Rp 2 miliar dari beberapa pantai,” kata Aris.
Di Gunung Kidul, terdapat empat pantai yang mengalami kerusakan parah, yaitu Pantai Somandeng, Pantai Ngandong, Pantai Drini, dan Pantai Sepanjang. Di Pantai Somandeng, sebanyak 15 gazebo rusak. Sebanyak 2 gazebo roboh, 3 lapak rusak, dan 4 warung rusak pada bagian temboknya di Pantai Ngandong. Di Pantai Drini, sebanyak 5 kapal rusak dan 1 gazebo hilang terbawa arus. Sementara itu, 2 gazebo rusak di Pantai Sepanjang.
Sementara itu, mengamati perkembangan, Kepala Humas Badan SAR Nasional DIY Pipit Eriyanto mengatakan, personel SAR disiagakan 24 jam, dengan peralatan berupa perahu karet portabel. Para personel siap diterjunkan sewaktu-waktu.
Kenaikan harga
Informasi dari perairan Lampung, akibat gelombang tinggi, mayoritas nelayan tidak melaut. Hal ini berdampak pada menurunnya hasil tangkapan nelayan. Kondisi itu juga memicu kenaikan harga sejumlah komoditas laut.
Pataniri (62), nelayan yang ditemui di tempat pendaratan ikan kawasan Gudang Lelang, Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, Lampung, Selasa, mengatakan, gelombang laut di perairan Lampung mencapai 2-3 meter. Bahkan, di perairan barat Lampung, ketinggian gelombang bisa lebih dari 4 meter.
Kondisi itu membuat hasil tangkapan nelayan berkurang hingga 50 persen dari kondisi normal. Berkurangnya tangkapan membuat harga sejumlah komoditas ikan laut, seperti cumi dan ikan kembung sate, naik di pasaran.
Susilawati (28), pedagang ikan di Pasar Gudang lelang, mengatakan, kenaikan harga cumi-cumi sudah terjadi sejak pekan lalu. Biasanya cumi kecil dijual Rp 30.000 per kg, kini naik menjadi Rp 45.000 per kg.
Hal serupa terjadi pada cumi besar dari Rp 55.000 per kg menjadi Rp 75.000 per kg. Harga ikan kembung sate juga naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 25.000 per kg. (VIO/NCA)