Surabaya boleh tak memiliki alam yang mempesona, tetapi hijau dan kian tertata serta tertibnya warga yang tinggal di kota berpenduduk 3 juta jiwa ini justru menjadi keelokan yang luar biasa. Tak hanya warganya semakin nyaman, tetapi setiap kali berkunjung ke kota ini semua orang pasti berdecak kagum. Meski keelokannya mulai terpancar, kota ini terus berinovasi untuk lebih mempercantik diri sekaligus mendongkrak kesejahteraan warganya.
Pembangunan kota tak semata-mata untuk mengokohkan status sebagai metropolitan yang dikelilingi hutan beton, tetapi justru terus menambah ruang terbuka hijau. Surabaya tak ingin sekadar hadir untuk memberi kenyamanan kepada penduduknya, tetapi terus berusaha agar bisa menjadi salah satu paru-paru dunia.
Tempat wisata pun terus ditambah setelah 400 taman dengan masing-masing temanya. Obyek lain yang wajib dikunjungi ketika mampir di Surabaya yang rata-rata bersuhu udara 30 derajat celsius ini, antara lain, adalah Jembatan Suroboyo dengan air mancur menari (khusus hari Sabtu), Hutan Mangrove Wonorejo dan Gunung Anyar yang tengah digarap menjadi Taman Hutan Raya Mangrove, Jalan Tunjungan dengan acara rutin Mlaku-mlaku Nang Tunjungan (MMNT).
Panasnya suhu udara, ditambah kepadatan lalu lintas terutama pada jam-jam tertentu pagi dan sore hari, akan pupus dengan hijaunya tanaman sepanjang jalan dari ujung barat ke timur dan selatan ke utara. Trotoar yang lebar, bahkan ada yang berlebar 6 meter, begitu nyaman dan aman karena di seluruh jalur pedestrian benar-benar pejalan kaki rajanya.
Segala upaya Pemerintah Kota Surabaya mendapat dukungan dari warganya, yang selalu ingin berkontribusi terhadap pembangunan kotanya, dan mendapat apresiasi dari banyak lembaga, baik di dalam maupun luar negeri.
Awal Juli ini, tepatnya 9 Juli 2018, Kota Surabaya meraih penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention di Singapura. Kini, pada minggu ketiga Juli, Kota seluas 350 kilometer persegi ini kembali diapresiasi lewat Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018. Dalam penghargaan ini, Kota Surabaya berhasil meraih kategori best of the best dari semua daerah di Indonesia.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jakarta, Jumat (20/7/2018) malam. Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018 merupakan bentuk penghargaan kepada kabupaten atau kota yang memiliki komitmen, performa, inovasi, kreasi dan kepemimpinan dalam membangun pariwisata daerah. Penghargaan ini merupakan apresiasi bagi pemerintah daerah yang memiliki kemauan dan peran sangat besar untuk mengembangkan pariwisata di wilayahnya.
Dengan penghargaan tersebut, Kota Pahlawan berhasil mengalahkan Kota Denpasar (Bali) di posisi kedua dan Bandung (Jawa Barat) ketiga dari 34 kota atau kabupaten dan provinsi di Tanah Air. ”Selamat kepada para pemenang, terutama Surabaya dengan pertumbuhan tertinggi di atas 40 persen performancy-nya,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat malam penganugerahan.
Menurut Arief, penghargaan itu sangat penting jika ingin menjadi pemain dunia dan harus menggunakan standar global. Alasannya, penghargaan tersebut memiliki unsur calibration (kalibrasi), confidence (kepercayaan diri), dan credibility (kredibilitas).
Selain itu, kesuksesan suatu daerah tidak terlepas dari unsur atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Untuk itu, tidak berarti apabila pemerintah daerah tidak komitmen untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. ”Di luar tiga unsur itu, ada faktor penting, yakni CEO atau commitment atau komitmen kepala daerah. Jika CEO tidak komitmen, tujuan tak akan tercapai sebab prinsip dalam pariwisata adalah paling mudah dan paling murah sehingga sayang jika tidak digarap dengan serius,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Arief juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018. Sebab, penghargaan ini mengapresiasi potensi pariwisata di Indonesia. Selain itu, untuk memicu para pegiat dan pelaku pariwisata di Indonesia agar senantiasa melakukan pembaruan dalam kemajuan bersama sektor pariwisata di negeri ini.
Arief juga menambahkan bahwa kampanye branding wonderful Indonesia telah meningkatkan performance Indonesia. Indikatornya adalah dari popularitas Wonderful Indonesia melonjak dari status tidak tercatat menjadi peringkat ke-47 dunia, sedangkan Truly Asia (Malaysia) dan Amazing (Thailand) masing-masing berada di posisi 83 dan 97 dunia.
Ketua Dewan Juri Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Award 2018 Didien Junaedi mengatakan, ada empat indikator penting yang memengaruhi penilaian penghargaan ini. Pertama, kinerja usaha pariwisata terkait akomodasi dan makan minum, PDRB dan tenaga kerja, dampak atau outcome, serta data statistik BPS dengan bobot 40 persen.
Indeks Pariwisata Indonesia, daya saing 30 persen, dan Indonesia’s Attractiveness Award dengan dimensi pariwisata 15 persen. Faktor pendukung lain adalah penghargaan internasional dan nasional dari kementerian atau lembaga sebesar 15 persen. ”Penilaian sangat kompleks dan komplet,” tegas Didien.
Didien menjelaskan, awalnya hanya dipilih top-10 kota terbaik, top-10 kabupaten terbaik, dan top-1 dari masing-masing provinsi di Indonesia. Hasilnya, 10 Kabupaten terbaik itu adalah Kabupaten Badung, Kabupaten Sleman, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Bandung.
Sementara untuk 10 kota terbaik adalah Kota Surabaya, Kota Denpasar, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Batam, Kota Yogyakarta, Kota Padang, Kota Makassar, Kota Balikpapan, dan Kota Palembang. Sementara untuk best of the best jatuh ke Kota Surabaya dengan skor 7,36, terpaut 0,32 poin dari posisi kedua Provinsi Bali dengan Kota Denpasar.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada warga Surabaya dan semua pihak yang telah bekerja keras demi membangun kotanya sebagai rumah sendiri. Kendati demikian, perjuangan belum usai, di kota ini masih banyak yang perlu diperbaiki dan semakin dipercantik agar kian memikat hati banyak pihak.