Harga Ayam Tetap Tinggi
Harga telur berangsur turun, tetapi harga daging ayam tetap tinggi. Hal itu akibat seretnya pasokan ayam usia sehari. Sebelumnya, harga ayam sempat jatuh sehingga peternak memangkas jumlah induk ayam.
SURABAYA, KOMPAS Setelah sepekan dilaksanakan operasi pasar mandiri telur ayam, harga telur berangsur turun. Minggu lalu, harga telur Rp 28.000 per kilogram (kg), kini jadi Rp 22.600 per kg. Namun, harga daging ayam masih Rp 40.000 per kg.
Kurnia (43), agen telur ayam di Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, mengatakan, harga telur berangsur turun tiga hari terakhir. ”Mungkin karena warga membeli telur dari operasi pasar pemerintah,” katanya.
Telur yang dijual agen berasal dari pabrik. Sementara harga rata-rata telur ayam di pasar tradisional di Surabaya Rp 24.400. Lebih rendah dibandingkan harga di Jatim Rp 25.000 per kg.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Kamis (19/7/2018), salah satu penyebab turunnya harga telur adalah operasi pasar sejak Rabu (11/7).
”Hari ini, sebanyak 300 kg telur habis terjual. Akan terus kami lakukan hingga harga telur di pasar tradisional jadi Rp 23.000 per kg,” ucapnya.
Pihaknya membeli telur ayam dari distributor Rp 22.000 per kg dan dijual ke warga dengan harga sama. Biaya distribusi ditanggung Pemkot Surabaya.
Sementara itu, harga daging ayam melambung karena permintaan meningkat hingga 300 persen. Sepekan terakhir, permintaan daging ayam meningkat karena banyak pesta pernikahan, berangkat haji dan acara lain. Harga ayam hidup biasanya Rp 18.000 per kg, sepekan terakhir naik hingga Rp 25.000 per kg. Hal itu memicu harga daging ayam naik jadi Rp 40.000 per kg.
Di Bandung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat meminta polisi mengusut penyebab tingginya harga daging ayam di Jawa Barat. Saat ini, harga daging ayam Rp 40.000-Rp 45.000 per kg.
”Biasanya, harga naik jelang Lebaran, kemudian normal setelah itu. Kami berharap, tim Satuan Tugas Pangan Polri menyelidiki mata rantai perdagangannya. Apakah ada masalah pada pasokan dan jalur distribusi atau dipicu penimbunan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar M Arifin Soedjayana di Bandung, Kamis.
Kenaikan harga daging ayam jauh melampaui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 Tahun 2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Di situ diatur, harga batas bawah acuan pembelian daging ayam ras di petani Rp 17.000 per kg dan batas atas Rp 19.000 per kg. Harga acuan penjualan daging ayam di tingkat konsumen Rp 32.000 per kg.
Pedagang ayam di Pasar Kosambi Kota Bandung Ny Imas (62) menuturkan, harga daging ayam masih Rp 44.000 per kg. Dia mendengar kabar, kenaikan dipicu minimnya pasokan daging ayam. Imas mengurangi stok karena jumlah pembeli anjlok. ”Biasanya sehari saya menjual 20 kg, tapi hari ini sampai sore hanya laku 6 kg,” katanya.
Sediakan stok DOC
Para peternak di Banten minta produsen ayam usia sehari (DOC) agar menyediakan stok memadai. Harga daging ayam melambung diyakini dipicu kurangnya pasokan DOC.
Direktur rumah potong ayam CV Hiber Jaya, Rudi Chandra, di Desa Lebakwangi, Serang, Kamis, mengatakan, harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini Rp 25.000 per kg. Harga itu naik sebelum Ramadhan dan tidak turun hingga kini. Sebelumnya harga ayam hidup sekitar Rp 20.000 per kg. Menurut Rudi, harga DOC saat ini Rp 6.000 per ekor. Sebelum naik pertengahan Mei, harganya Rp 4.500 per ekor.
”Pasokan DOC berkurang karena pemangkasan jumlah induk ayam. Sebelumnya, harga ayam hidup sempat jatuh,” katanya.
Di Kota Kupang harga DOC bahkan Rp 10.000 per ekor dari sebelumnya Rp 7.500 per ekor. Hal itu dikatakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Fredy Ongkosaputra, Kamis.
Sementara itu Kementerian Pertanian menggelontorkan 100 ton telur ayam di Jabodetabek dan mengirimkan surat edaran ke daerah-daerah untuk operasi telur. Namun, pelaksanaannya belum optimal.
Telur ayam itu dijual dengan harga Rp 19.500 per kg. ”Harga ini sudah menguntungkan semua pihak, termasuk peternak,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Kamis.
Telur operasi pasar dijual di 50 lokasi yang tersebar di Pusat Toko Tani Indonesia, 43 pasar tradisional, dan 6 perumahan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Senin lalu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberi tenggat waktu satu minggu untuk menurunkan harga telur ayam.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, mengatakan, dari penelitiannya, kenaikan harga telur ayam dari awal Juli hingga Kamis mencapai 9,39 persen. Kenaikan tertinggi di Kalimantan Selatan (19,21 persen), NTT (17,94 persen), dan Sulawesi Barat (13,53 persen).
(ETA/SYA/KOR/SEM/BAY/JUD)