JAYAPURA, KOMPAS — Bupati Nduga Yairus Gwijangge menyatakan, isu situasi yang tidak kondusif di daerahnya yang beredar di media sosial adalah berita bohong atau hoaks. Sebab, aparat Polri dan TNI telah berhasil menstabilkan situasi keamanan di Nduga hingga kini.
Hal ini disampaikan Yairus dalam siaran pers yang diterima Kompas di Jayapura, Selasa (17/7/2018).
Yairus mengatakan, oknum yang menyebarkan isu situasi keamanan tak kondusif kemungkinan tidak bermukim di daerah Nduga.
”Saya sendiri bersama aparat keamanan masih berada di sini. Kegiatan masyarakat telah berjalan normal seperti biasa. Saya pun mengimbau agar pegawai negeri sipil dapat kembali melaksanakan aktivitas pemerintahan,” kata Yairus.
Ia pun mengaku, aparat Polri dan TNI menggunakan cara persuasif agar memulihkan rasa trauma warga setelah insiden penyerangan oleh kelompok kriminal bersenjata pada akhir bulan lalu
”Saya berharap agar aparat keamanan segera menangkap kelompok kriminal bersenjata di Nduga. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Yairus.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, kedua pihak, yakni aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata, harus menahan diri sehingga bisa menghentikan konflik di Nduga.
”Kami berharap konflik di antara kedua pihak dapat dihentikan. Sebab, konflik dapat menimbulkan rasa ketakutan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar ketika dikonfirmasi membantah pihaknya masih terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata di Alguru.
”Kontak senjata terakhir terjadi pada Rabu kemarin. Saat ini situasi di Kenyam masih kondusif. Anggota kami masih berada di sana,” ujar Boy.
Diketahui kelompok kriminal bersenjata di bawah pimpinan Egianus Kogoya meneror aparat keamanan dan warga di Bandar Udara Kenyam pada 25 Juni 2018. Tiga warga tewas tertembak, dan dua warga serta seorang pilot terluka.
Pilot pesawat, yakni kapten Ahmad Kamil (27), terkena serpihan peluru di punggung bagian kiri. Sementara co pilot Lenius Wonda beserta 15 penumpang yang merupakan anggota Brimob Polda Papua tidak mengalami luka-luka.
Adapun identitas tiga korban tewas adalah Hendrik Sattu Kola (35) tertembak di perut, Margareta Polli (20) terkena tembakan dan bacok di kepala serta tangan dan Zaenal Abidin (38) tertembak di rusuk bagian kiri. Hendrik dan Margareta adalah pasangan suami istri.