BATU, KOMPAS - Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (10/7/2018), mengevakuasi seorang pendaki Gunung Panderman, yang menderita cidera otot. Pendaki bernama Andika itu terpaksa dievakuasi dari Wategede menuju Posko Pendakian.
“Benar, kami melakukan evakuasi terhadap seorang pendaki. Yang bersangkutan kaki kanannya terkilir sehingga sulir jalan,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu Sasmito.
Andika diketahui mendaki Gunung Panderman (2.045 meter dari permukaan laut) bersama lima orang rekannya, Selasa dini hari. Sekitar pukul 07.00, rombongan yang berasal dari Malang itu turun. Namun sekitar pukul 08.30 salah seorang di antaranya terkilir.
Dua orang rekan korban kemudian memilih turun ke Posko Pendakian guna memberitahu masalah tersebut dan meminta bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerag setempat. Sedang pendaki sisanya memilih berhenti di Watugede.
Evakuasi terhadap pendaki di Gunung Panderman tidak hanya kali ini saja terjadi. Sebelumnya, pertengahan Maret lalu, seorang pendaki bernama Hanes mengalami hipotermia di daerah Latar Ombo. Hanes hipotermia setelah tersesat. Hujan lebat di lokasi pukul 16.00 menyulitkan dia menemukan jalur pulang.
Karena tidak menemukan jalur pulang, Hanes kemudian mendirikan tenda untuk berteduh. Sambil menunggu hujan reda, Hanes memutuskan tidur dan baru bangun sekitar pukul 23.00.
Begitu bangun, pendaki asal Probolinggo itu memutuskan turun menuju Latar Ombo dalam kondisi pakaian basah. Ketika sampai di Latar Ombo, dia merasa kedinginan dan hipotermia. Ia pun harus dievakuasi oleh BPBD.
Sebelumnya, pendaki hipotermia di Gunung Panderman juga terjadi pada Januari 2017. Pendaki bernama Andika Ratna Intan (23) akhirnya dievakuasi dan dilarikan ke RS Hastabrata.