Gubernur Jatim Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Oleh

AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI

· 4 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak masyarakat Jatim lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan, khususnya apabila menemukan keanehan atau ketidakwajaran yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya. Hal tersebut diungkap Soekarwo seusai menjenguk salah satu korban ledakan bom, yang tak lain anak terduga pelaku yang sampai sekarang masih kabur dari Pasuruan di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (6/7/2018).

Soekarwo mengatakan, kewaspadaan bisa dimulai saat melihat sesuatu hal yang tidak wajar, biasanya sesuatu yang bersifat baru di sekitar lingkungan. Sebagai contoh, bersikap waspada terhadap tetangga yang berperilaku aneh dan berpakaian berbeda.

Apabila menemukan hal seperti itu, sebagai bentuk deteksi dini di masyarakat dianjurkan agar melaporkan kepada RT atau RW ataupun tiga pilar agar segera dilakukan tindak lanjut. Hal semacam ini merupakan salah satu wujud meningkatkan kewaspadaan.

Sebagai contoh apa yang telah dilakukan masyarakat Bangil yang mendeteksi dini salah satu warganya menjadi terduga teroris. Cara tersebut sudah berhasil dan bisa diterapkan di tempat lain.

Gubernur Jatim itu menjelaskan, deteksi dini bisa terjadi apabila tercipta kerukunan dan kerja sama dari masyarakat dan aparat keamanan. Masyarakat diimbau agar tidak resah karena perlindungan lingkungan akan terorisme di bawah kendali Polda Jatim yang dibantu Kodam V Brawijaya.

Senada dengan Soekarwo, Kapolda Jatim Machfud Arifin mengimbau agar mewaspadai orang baru yang tinggal di lingkungan sekitar. Apabila ada perilaku mereka yang aneh, misalnya orang jarang berbaur dengan tetangga, menerima tamu saat malam, dan berperilaku aneh, agar segera melaporkan kepada Babinsa ataupun Babinkamtibmas. Pada kesempatan tersebut, juga hadir Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman.

Setelah peledakan bom di salah satu rumah warga di Bangil, Kamis (5/7/2018), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Jumat pagi langsung menggelar rapat koordinasi dengan tiga pilar tentang keamanan dan ketertiban Kota Surabaya di Graha Sawunggaling. Hadir dalam acara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Ajun Komisaris Besar Antonius Agus, Danrem 048/Bhaskara Jaya M Zukifli, camat dan lurah, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas seluruh Surabaya.

Berkeliling

Pada kesempatan itu, Risma meminta kepada tiga pilar di Kota Surabaya agar terus menggalakkan pencegahan terorisme dan radikalisme meskipun selama ini jajaran tiga pilar di Kota Surabaya ini tidak henti-hentinya berkeliling melakukan pencegahan dan sosialisasi aplikasi Sipandu untuk pencegahan terorisme dan radikalisme.

Risma menjelaskan bahwa sinergi tiga pilar ini sangat penting dan menjadi ujung tombak dalam pencegahan terorisme dan radikalisme. ”Mari sama-sama menjaga keamanan di Kota Surabaya ini. Saya kumpulkan karena ternyata Surabaya masih dekat dengan hal-hal yang mungkin mengganggu. Sebab, kalau naik bus dari Bangil ke Surabaya, paling hanya 30 menit,” kata Wali Kota Risma dalam sambutannya.

Menurut Risma, salah satu pencegahan terorisme dan radikalisme itu bisa dilakukan dengan menggalakkan operasi yustisi di beberapa titik di Kota Surabaya. Bahkan, diharapkan operasi yustisi itu tidak hanya menyasar perkampungan, tetapi juga perumahan-perumahan. ”Saya juga tidak mau operasi yustisi itu hanya dilakukan di kos-kosan, tetapi juga di pinggir rel kereta api dan pinggir sungai,” katanya.

Selain itu, ia juga meminta kepada lurah dan camat serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas berkoordinasi dalam menggelar pertemuan bersama warga yang sekiranya perlu dihadiri pimpinan tiga pilar. ”Tolong dipetakan kecamatan yang perlu didatangi terlebih dahulu, terutama kecamatan yang padat penduduknya. Jika memungkinkan pertemuan itu malam hari karena belajar dari pengalaman, kalau acara pertemuan malam hari yang hadir banyak,” katanya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menilai sudah waktunya maju atau menyerang karena tidak mungkin terus siaga dan bertahan terhadap ancaman terorisme. ”Jika terus bertahan, akan tetap berada di bawah kendali para pelaku teror. Oleh karena itu, saya meminta agar seluruh jajaran tidak lengah terhadap ancaman terorisme ini. Orang-orang yang dicurigai harus terus diawasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Risma.

Jika terus bertahan, akan tetap berada di bawah kendali para pelaku teror. Oleh karena itu, saya meminta agar seluruh jajaran tidak lengah terhadap ancaman terorisme ini. Orang-orang yang dicurigai harus terus diawasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan sangat mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Risma dalam mengumpulkan tiga pilar. Sebab, ia menilai wali kota sangat peka terhadap tanggung jawab keamanan di Surabaya. ”Begitu melihat peristiwa di Bangil, Pasuruan, beliau langsung berpikir apa yang harus dilakukan di Surabaya,” kata Rudi.

Menurut Rudi, jika dianalogikan dalam hitungan perlawanan, kekuatan dan kewenangan jajaran tiga pilar di Surabaya lebih besar dibandingkan para pelaku teror. Apalagi, Surabaya merupakan ”Kota Pahlawan” yang mewarisi jiwa-jiwa pejuang.

”Jadi, jiwa-jiwa pejuang harus terus dikobarkan di Surabaya ini. Keamanan di Surabaya adalah tanggung jawab kita bersama dan tiga pilar ini harus selalu menjadi pelopor dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Surabaya,” pungkasnya.

Editor:

jatim Terorisme #surabayanyaman #jogosuroboyo #kamitidaktaku# #bombangil