Diupah Rp 15 Juta, Kurir Sabu Ditangkap di Bandara Kualanamu
Oleh
Nikson Sinaga
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Dua penumpang ditangkap karena kedapatan membawa 1,5 kilogram sabu di dalam tas bawaannya saat diperiksa dengan sinar-X di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka mengaku kurir yang diminta mengantar sabu ke Makassar, Sulawesi Selatan, dengan upah Rp 15 juta.
Dua kurir tersebut adalah warga Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, yakni Muhammad (34) dan Anwar (26). ”Mereka berada di bawah kendali seorang bandar bernama Abdul yang hingga kini masih dalam pengejaran petugas,” kata Kepala Kepolisian Resor Deli Serdang Ajun Komisaris Besar Eddy Suryantha Tarigan, Jumat (29/6/2018).
Eddy menuturkan, penangkapan kedua orang tersebut berawal saat petugas memeriksa barang bawaan penumpang dengan sinar-X di pintu utama Terminal Keberangkatan Bandara Kualanamu, Senin (25/6/2018) sekitar pukul 06.00. Setelah mengamati isi tas berwarna merah, petugas keamanan penerbangan (aviation security/avsec) curiga dan memutuskan melakukan pemeriksaan mendalam secara langsung.
Muhammad dan Anwar langsung ditahan ketika mengambil tas merah itu. ”Dengan disaksikan kedua pelaku, petugas memeriksa isi tasnya dan menemukan tiga bungkus sabu yang dikemas dalam plastik transparan. Setiap bungkus sabu beratnya 500 gram,” katanya.
Petugas keamanan penerbangan langsung menangkap mereka dan menghubungi Polres Deli Serdang. Keduanya langsung diinterogasi untuk mengungkap jaringan mereka. Selain sabu, polisi juga menyita uang Rp 1,4 juta, satu telepon seluler, dan tiket pesawat jurusan Medan-Makassar.
Berdasarkan pengakuan kedua pengedar tersebut, mereka diminta oleh Abdul berangkat ke Medan, Minggu (24/6/2018), untuk mengambil tas berisi sabu. Abdul menjanjikan uang Rp 15 juta kepada mereka jika bisa mengantar sabu itu ke Makassar. Setelah tiba di Medan, mereka ditelepon seseorang laki-laki yang tidak dikenal. Orang tersebut meminta Muhammad dan Anwar datang ke pusat perbelanjaan Yuki Simpang Raya di Jalan Sisingamangaraja, Medan.
Setelah tiba di Yuki, seorang laki-laki lalu memberikan tas merah kepada mereka. Laki-laki yang memberi tas tersebut langsung pergi. ”Sindikat pengedar narkoba ini mempunyai jaringan terputus-putus antara satu dan yang lainnya agar bandarnya tidak mudah tertangkap. Hampir semua sindikat membangun jaringan terputus seperti ini,” kata Eddy.
Eddy mengatakan, polisi hingga kini masih mencari Abdul. Namun, petugas kesulitan karena ia diduga sudah bersembunyi setelah mengetahui dua kurirnya ditangkap petugas.