Jembatan Wonorekso yang Sumbat Aliran Sungai Segera Diganti
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera mengambil keputusan sebagai langkah antisipasi terulangnya luapan Sungai Badeng. Koordinasi dilakukan dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur untuk mengganti konstruksi jembatan Wonorekso.
Konstruksi jembatan Wonorekso dinilai terlalu pendek, sehingga mudah terjadi sumbatan saat debit air di Sungai Badeng meningkat. Sumbatan akan semakin parah bila aliran air Sungai Badeng membawa serta material kayu-kayu dari hutan yang berada di hulu sungai.
“Konstruksi jembatan ini menyumbat aliran air, sehingga sedimentasi yang ada di bawah meluap dan naik ke atas sehingga jalan provinsi sekarang tertutup lumpur,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika meninjau lokasi banjir bandang di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jumat (22/6/2018).
Anas mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur untuk meninggikan konstruksi jembatan Wonoreksi. Dengan peninggian tersebut, diharapkan aliran sungai dari hulu di Gunung Raung dapat mengalir ke Selat Bali tanpa tersumbat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur Kantor Wilayah Banyuwangi Aristyorini mengatakan, pihaknya saat ini masih berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur. Namun pihaknya sepakat untuk merekonstruksi jembatan Wonorekso.
“Konstruksi bawah jembatan memang harus diubah, agar kayu tidak membuntu njembatan. Dengan demikian air yang bawa kayu bisa mengalir bebas. Teknisnya, jembatan harus seluruhnya diganti. Jadi jembatan haraus dirobohkan dulu lalu diganti dengan yang baru,” tutur Aristyorini.
Namun dirinya tidak dapat memastikan kapan bangunan baru jembatan mulai dilakukan konstruksi ulang. Anggaran, bentuk dan ketinggian jembatan juga belum dapat dipastikan karena masih harus melalui kajian teknis.