Beroperasinya Jalan Tol Trans-Jawa telah menurunkan tingkat hunian hotel selama arus mudik dan arus balik Lebaran di Kota Cirebon dalam dua tahun terakhir.
CIREBON, KOMPAS Pengoperasian Jalan Tol Trans-Jawa dinilai semakin mengancam industri hotel di Kota Cirebon, Jawa Barat. Sejak tol tersambung hingga Surabaya, Jawa Timur, pada arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, tingkat hunian hotel di Kota Cirebon menurun dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
”Pada mudik tahun ini, okupansi hotel hingga 100 persen hanya enam hari. Padahal, tahun lalu, okupansi penuh bisa sampai dua pekan,” ujar General Manager Hotel Metland Cirebon Endro Basuki, Rabu (20/6/2018), di Cirebon.
Menurut dia, saat ini, tingkat hunian hotel mulai turun hingga 60 persen seiring berakhirnya arus balik pemudik menuju Jakarta dan sekitarnya. Padahal, tahun ini, masa libur Lebaran lebih lama, sekitar dua pekan.
Endro mengatakan, rata-rata tamu yang menginap telah memesan kamar beberapa hari sebelum masuk hotel. ”Yang datang tanpa melakukan pemesanan terlebih dahulu hanya 10 persen,” ujarnya.
Ia menilai, menurunnya tingkat hunian hotel merupakan dampak dari tersambungnya Jalan Tol Trans-Jawa dari Jakarta-Surabaya. Sebelumnya, pada 2015, kendaraan yang menuju Jawa saat mudik umumnya melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan keluar Gerbang Tol Plumbon, Kabupaten Cirebon, 8 kilometer dari Kota Cirebon.
Pada 2016, perjalanan pemudik berakhir di Gerbang Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, sekitar 25 kilometer dari Kota Cirebon. Namun, kini, menurut dia, pemudik dapat memacu kendaraan hingga tujuan seiring tersambungnya Tol Trans-Jawa.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon Imam Reza Hakiki mengatakan, industri hotel mulai terpukul sejak beroperasinya Tol Pejagan-Brebes Timur pada pertengahan 2016. Namun, ketika Tol Trans-Jawa beroperasi, industri hotel kian terdampak.
”Sekarang, hotel ramai sampai tiga hari setela Lebaran. Setelah itu, sepi. Pemudik pasti memilih jalan tol dan hanya melewati Cirebon, tidak singgah,” ujar Imam. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, Cirebon menjadi titik istirahat pemudik dari Jakarta menuju Jawa.
Saat Jalan Tol Cipali beroperasi, waktu tempuh pengendara dari Jakarta ke Cirebon hanya 2,5 jam sampai 3 jam. Sebelumnya perlu waktu hingga 5 jam.
Data Badan Pusat Statistik Kota Cirebon menunjukkan, pada 2016 terdapat 65 hotel di ”Kota Wali” ini. Sementara Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon mencatat, saat ini terdapat 107 hotel di kota seluas 37 kilometer persegi itu. Tenaga kerja yang terserap tidak sedikit.
”Sekarang, tergantung pemerintah daerah untuk membuat daerahnya menarik sehingga bisa mendatangkan wisatawan. Kami selalu siap melayani. Kalau pemerintah daerah tidak kreatif, lama-lama orang malas ke Cirebon,” ujar Imam.
Kepala BP4D Kota Cirebon Arif Kurniawan optimistis perhotelan akan bertahan karena kehadiran Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, satu jam dari Cirebon.