SURABAYA, KOMPAS — Tol fungsional Gempol-Pasuruan yang dioperasikan sebagai salah satu jalur mudik ataupun arus balik Lebaran 2018 ditutup total pada H+5, Rabu (20/6/2018). Penutupan berlangsung mulai pukul 06.00. Para pemudik diarahkan melalui jalan nasional pantai utara Surabaya-Probolinggo.
Roedi Purwanto dari Humas PT Jasa Marga Gempol-Pasuruan mengatakan, penutupan dilakukan karena persiapan kegiatan rencana peresmian tol seksi II (Rembang-Pasuruan) oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (22/6/2018). Tol fungsional seharusnya dibuka hingga H+7 Lebaran.
”Sampai sekarang tidak ada dampak signifikan dari penutupan lebih awal jalur tol fungsional Gempol-Pasuruan terhadap lalu lintas arus balik. Pemudik bisa melalui jalur pantura Jatim,” ujar Roedi.
Roedi melanjutkan, Tol Gempol-Pasuruan (Gempas) yang membentang sepanjang 34,15 km merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa. Tol Gempas ini terbagi dalam tiga seksi. Seksi I Gempol-Rembang membentang sepanjang 13,9 km telah beroperasi sejak 2017, yang dimulai dari Simpang Susun Gempol hingga Gerbang Tol (GT) Rembang.
Adapun Tol Gempas seksi II Rembang-Pasuruan membentang sepanjang 6,6 km dari GT Rembang hingga Kota Pasuruan. Adapun seksi III Pasuruan-Grati yang membentang sepanjang 13,65 km masih dalam proses konstruksi. Tol Gempas seksi II inilah yang, menurut rencana, akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Selama arus mudik, Tol Gempas seksi II beroperasi fungsional selama 24 jam mulai H-7. Dengan adanya tol fungsional ini mendekatkan akses masyarakat menuju Kota Pasuruan, karena pintu keluar tol berada di kawasan dalam kota.
Seusai peresmian, Tol Gempas seksi II akan dibuka kembali sehingga bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Tol Gempas dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas Surabaya-Probolinggo yang relatif di jalur pantura. Itu memperpendek waktu tempuh.
Bebas banjir
Roedi menambahkan, Tol Gempas juga mampu mempercepat distribusi barang atau logistik dari Surabaya menuju wilayah timur Jatim dan sebaliknya. Hal ini karena angkutan barang memiliki jalur alternatif selain jalur pantura.
Manfaat lain, menghindarkan pengguna jalan dari banjir yang kerap melanda jalur pantura Pasuruan-Probolinggo. ”Daerah yang rawan banjir antara lain adalah Jalan Raya Kecamatan Bangil dan Kecamatan Kraton,” ujar Roedi.