Kalimantan Baru Digagas untuk Kesejahteraan Rakyat
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Lingkungan hidup mendapat perhatian khusus Gereja Katolik seluruh Kalimantan yang kemudian digagas dalam sebuah gerakan Kalimantan Baru. Gerakan tersebut bertujuan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Kalimantan.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE), Komisi Keadilan dan Perdamaian Pastoral Migrant Perantau, dan Caritas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (20/6/2018).
Komisi tersebut merupakan komisi serumpun yang bergerak untuk membantu dan bersama-sama pemerintah dalam membangun kesejahteraan semua lapisan masyarakat.
“Bisakah Kalimantan hijau kembali di mana puluhan tahun lalu, sungai masih jernih, pohon-pohon tinggi dan besar di mana-mana?” tanya Uskup Palangkaraya Mgr AM Sutrisnaatmaka dalam paparannya.
Uskup melayangkan pertanyaan tersebut untuk menjadi dasar dari gerakan Kalimantan Baru. Banyaknya surat gembala, atau surat yang ditujukan dari Uskup ke umat Katolik, menjadi salah satu upaya agar masyarakat lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar. Namun, uskup menilai respon yang didapat masih minim.
Menurutnya, Kalimantan yang baru bukan berarti keluar atau menjauh dari pemerintah melainkan bersama-sama pemerintah untuk membangun Kalimantan.
“Mungkin tidak bisa lagi menjadikan Kalimantan seperti puluhan atau ratusan tahun lalu, tetapi masih ada kesempatan untuk membuat masa depan yang lebih baik ketika dikerjakan sejak saat ini,” tambah Sutrisnaatmaka.
Pertemuan yang dihadiri oleh para pastor dan juga pemuda dari seluruh Kalimantan itu juga menghadirkan Gubernur Kalimantan Tengah dua periode (2005-2015) Agustin Teras Narang.
Dalam paparannya, politisi PDIP itu mengatakan gerakan Kalimantan Baru harus menjadi gerakan positif bagi semua orang tanpa melihat latar belakang agama maupun suku. Hal itu sesuai dengan kebudayaan dan falsafah yang dianut oleh penduduk asli pulau Kalimantan yakni Suku Dayak.
“Dari dulu hingga sekarang multikulturalisme yang hadir di Kalimantan membawa perubahan, namun tetap harus dijaga dan dipupuk dengan rasa nasionalisme,” ungkap Teras Narang.
Menurutnya, ada empat kunci utama dalam membangun gerakan Kalimantan Baru yakni cinta kasih, besar hati, satu-kesatuan, dan ilmu pengetahuan. Empat hal itu harus menjadi kekuatan bagi semua masyarakat Kalimantan.
“Kalimantan, khususnya orang Dayak tidak eksklusif tapi merupakan bagian tidak terpisahkan dari NKRI makanya tetap harus diperhatikan,” kata Teras Narang.