SUMENEP, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta bantuan pemasangan pendeteksi gempa di wilayah itu.
Permintaan tersebut untuk antisipasi kemungkinan terjadi gempa susulan setelah pada Rabu (13/6/2018) Sumenep yang berjarak 170 kilometer dari Surabaya untuk pertama kali diguncang gempa bumi berkekuatan 4,8 skala Richter.
Kepala BPBD Kabupaten Sumenep Rahman Riadi yang dihubungi dari Surabaya menjelaskan, akibat gempa yang terjadi pukul 20.06 WIB itu, sebanyak 60 rumah rusak di tiga kecamatan, yakni Batu Putih, Dasuk, dan Manding. Dari jumlah itu, sebanyak 9 rumah di Desa Bulaan dan 6 warga mengalami luka ringan akibat tertimpa runtuhan rumah sendiri.
Adapun bangunan yang rusak akibat gempa bumi antara lain rumah, masjid, dan sekolah atau madrasah.
Sejak Rabu malam hingga Kamis (14/6/2018), Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah mendirikan enam tenda untuk menampung warga yang rumahnya rusak. Keenam tenda itu cukup untuk menampung warga yang masih trauma jika segera kembali ke rumah meski kerusakan tidak berat.
Selain bantuan tenda, selimut dan makanan siap saji sehat juga sudah diberikan kepada warga. PT Garam pun segera memberikan bantuan semen sebanyak 1.000 zak untuk dipakai memperbaiki bangunan yang rusak.
Menurut Kepala BMKG di Kalianget Utsman, gempa yang mengguncang Sumenep tidak hanya dapat dirasakan di wilayah Sumenep, tetapi juga di Pamekasan dan Sampang. Jenis gempa intraplate dengan hiposenter dangkal akibat aktivitas patahan lokal. Kendati demikian, tidak berpotensi terjadi tsunami meski ada kerusakan bangunan.