SOLO, KOMPAS – Pemerintah Kota Solo dan pengelola obyek wisata di Solo telah menyiapkan sejumlah acara untuk menyambut pemudik dan wisatawan di masa libur Lebaran. Selama libur Lebaran, wisatawan domestik diprediksi akan menyerbu obyek-obyek wisata di Solo.
Kepala Dinas Pariwisata Solo Hasta Gunawan mengatakan telah meminta pengelola obyek wisata untuk bersiap dan buka selama masa libur Lebaran. Obyek-obyek wisata andalan di Solo itu antara lain Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, Taman Balekambang, Museum Batik, Museum Radya Pustaka, serta obyek wisata edukasi baru yakni Museum Keris. Solo juga masih tetap mengandalkan wisata belanja batik dan kuliner.
“Selain obyek wisata yang sudah ada, juga disiapkan kreasi acara hiburan berbasis seni dan budaya,” kata Hasta di Solo, Kamis (14/6/2018).
Acara yang disiapkan menyambut pemudik dan wisatawan antara lain Bakdan Ning Solo yang akan digelar di Benteng Vastenburg (18-20/6/2018). Acara menampilkan pertunjukan opera Ramayana berjudul Gua Kiskenda. Selain itu, di TSTJ disiapkan acara Pekan Syawalan Jurug yang akan digelar pada tanggal 15-19 Juni. Pekan Syawalan Jurug diisi panggung hiburan musik, pesta ketupat, kirab dan sendratari Joko Tingkir.
Hasta memperkirakan kunjungan wisatawan domestik ke Solo selama libur Lebaran bisa mencapai 1 juta orang. Wisatawan ini terutama berasal dari daerah-daerah di sekitar Solo, antara lain, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten, Grobogan, Sukoharjo. Selain itu, wisatawan dari daerah Jawa Timur yang secara geografis tak terlalu jauh dari Solo, di antaranya Ngawi, Madiun, Magetan, Pacitan.
Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo mengatakan, TSTJ siap menyambut wisatawan. Pihaknya menargetkan, TJTJ akan menyedot 80.000 pengunjung selama acara Pekan Syawalan Jurug dan libur Syawalan di TSTJ. Pihaknya akan menjual tiket sebesar Rp 20.000 per pengunjung.
Pihaknya tidak hanya membidik pengunjung dari wilayah eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya, namun juga dari Yogyakarta, Semarang, Salatiga, dan daerah-daerah di Jawa Timur antara lain Ngawi, Bojonegoro, dan Magetan.
Rp 5 Triliun
Hasta mengatakan, kunjungan wistawan akan memberi efek ekonomi berganda bagi Solo. Perputaran uang selama masa Lebaran diperkirakan mencapai lebih dari Rp 5 triliun di Solo Raya. Perputaran uang itu berasal dari sejumlah kegiatan ekonomi, antara lain, belanja oleh-oleh makanan dan cenderamata, penjualan batik, kuliner, hotel dan restauran.
Menurut Hasta, estimasi nilai perputaran uang didasarkan pada perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo yang telah menyiapkan uang cetakan baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa Lebaran sebesar Rp 5,034 triliun untuk wilayah eks Karesidenan Surakarta atau dikenal Solo Raya. "Itu di luar uang yang dibawa para pemudik," kata Hasta.