LUBUK PAKAM, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menurunkan tim untuk menyelidiki insiden pecah ban pesawat Garuda di Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (12/6/2018). KNKT masih harus menganalisis temuan di lapangan untuk membuat kesimpulan penyebab pecah ban.
Situasi bandara juga sudah normal setelah terjadinya insiden pecah ban pesawat GA 190 jurusan Jakarta-Medan, Senin petang. Sebanyak 10 jadwal penerbangan tertunda akibat insiden itu pada Senin malam.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyatakan, pihaknya telah menurunkan petugas ke Bandara Kualanamu, Selasa pagi, untuk menyelidiki penyebab pecah ban tersebut. Mereka telah memeriksa pesawat, landasan, dan dokumen penerbangan.
”Insiden pecah ban seperti ini sudah pernah terjadi. Namun, pecah ban pesawat Garuda ini berbeda dengan yang lain karena kedua ban yang ada di sebelah kiri belakang pecah. Biasanya hanya satu yang pecah,” tuturnya.
Namun, Soerjanto mengatakan, mereka belum bisa menyimpulkan penyebab pecah ban pesawat tersebut. Data yang diperoleh masih harus dianalisis dulu. Berdasarkan kasus yang pernah terjadi, pecah ban pesawat biasanya disebabkan tekanan ban yang tidak tepat atau adanya benda asing di landas pacu.
Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto mengatakan, pesawat Garuda mengalami pecah ban saat mendarat di Bandara Kualanamu, Senin sekitar pukul 17.30. Namun, pesawat tersebut dapat mendarat dengan baik.
”Kami sempat melakukan penutupan bandara selama lebih kurang satu jam untuk membersihkan landas pacu dari benda-benda bekas ban pecah. Seluruh penumpang yang berjumlah 162 orang selamat dan tidak ada yang mengalami luka,” ujar Wisnu.
Ia menjelaskan, ada 10 jadwal penerbangan yang tertunda akibat peristiwa tersebut. Namun, pada Senin malam, Bandara Kualanamu sudah dapat beroperasi lagi dengan normal. Menurut Wisnu, penyebab pecah ban tersebut masih dalam proses penyelidikan KNKT.
Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia (Persero) Hengki Heriandono menjelaskan, pesawat Garuda tersebut berangkat dari Bandara Sokarno-Hatta, Cengkareng, pada Senin pukul 15.05. Pesawat itu membawa 150 penumpang kelas ekonomi dan 12 penumpang kelas bisnis.
Hengki menyebutkan, pesawat Garuda GA 190 tersebut merupakan pesawat jenis Boeing 737-800 PK-GFT. ”Pesawat tersebut sudah melalui pemeriksaan sesuai SOP (prosedur standar operasi) dan dinyatakan laik terbang,” lanjutnya.
Hengki mengatakan, pihaknya bersama sejumlah anggota KNKT masih melakukan penyelidikan penyebab pecah ban pesawat tersebut. ”Kami belum bisa menyampaikan penyebab ban pecah pesawat tersebut,” ujarnya.