logo Kompas.id
NusantaraTradisi Meredam Pahitnya Kopi
Iklan

Tradisi Meredam Pahitnya Kopi

Oleh
AIN/ITA/BRO/NIT/GRE
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2lmEOaV1N2ZTbvODRJIFoSWnpCQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F66029728.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Warga Kampung adat Waerebo di Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, menjemur diri untuk mengusir dingin, sebelum berangkat ke kebun, Kamis (8/2/2018). Selain dari pariwisata, kampung adat ini juga berpenghasilan dari berkebun, termasuk kopi.

Kopi dan gula terekam larut dalam sejarah peradaban negeri ini. Pada masa lalu, ketika pengetahuan dan teknologi belum meluas, masyarakat mencari cara menikmati kopi. Pahitnya minuman hitam itu diredam dengan beragam siasat.

”Mari dicicipi. Kopinya tebal, tetapi terasa ada sedikit manis alami, kan. Lebih segar,” ujar Rosmina (35), warga Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (10/5/2017).

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000