MALANG, KOMPAS — Ratusan warga Malang Raya, Jawa Timur, Rabu (30/5/2018), antre menukarkan uang pecahan baru untuk merayakan Lebaran. Mereka rela antre berjam-jam, bahkan saat mobil penukaran uang belum datang.
Mobil penukaran uang dari lima bank (Bank BCA, Mandiri, CIMB Niaga, Permata, dan BRI Syariah) datang ke parkir luar Stadion Gajayana Kota Malang sekitar pukul 09.00. Pada saat itu, sudah banyak warga antre sejak pukul 06.00.
Setiap penukar uang dibatasi maksimal Rp 3,7 juta. Usai menukar uang, jari tangan mereka dicelup ke tinta. Tujuannya adalah untuk menghindari orang menukar uang banyak untuk kepentingan diperjualbelikan.
”Saya datang pukul 07.000 dan baru dapat menukarkan uang pukul 09.30. Ada juga yang sudah antre sejak pukul 06.00,” kata Ratna, warga Kebonagung, Kabupaten Malang, usai berhasil menukarkan uang. Ratna menukarkan uang Rp 3,7 juta untuk pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, dan Rp 10.000.
Ratna mengaku menukarkan uang pecahan baru untuk keperluan Lebaran. Ia ingin memberikan bingkisan kepada anak-anak kecil di rumahnya.
Tidak jauh berbeda, Dewi, warga Kasin, Kota Malang, sudah antre sejak pukul 06.30 untuk bisa tukar uang baru. Ia menukarkan Rp 1,7 juta dengan uang pecahan baru.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi mengatakan, BI Malang melayani kebutuhan masyarakat akan uang baru pecahan kecil. Penukaran bisa di lakukan di kantor BI serta di mobil penukaran keliling.
”Kami menyiagakan 14 mobile banking yang akan melayani penukaran uang di ruang publik mulai 28 Mei-8 Juni mendatang. Penukaran dilakukan dua tahap, yaitu pagi dan siang setiap harinya,” kata Dudi.
Untuk keperluan Lebaran secara keseluruhan, BI Malang menyediakan dana Rp 3,9 triliun. Adapun dana penukaran uang kas keliling setiap kendaraan akan mengangkut uang Rp 740 juta per mobil.