CIREBON, KOMPAS — Sebanyak 19,5 juta warga Indonesia diprediksi akan mudik Lebaran pada Juni mendatang. Potensi kepadatan bahkan kemacetan mengintai para pemudik. Untuk itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi punya tips mudik aman dan terhindar dari kemacetan.
”Kelancaran mudik tergantung dari moda, jalur mudik, dan waktu pemberangkatan,” ujar Budi setelah menghadiri kuliah umum terkait infrastruktur tranaportasi, Minggu (20/5/2018), di Kota Cirebon, Jawa Barat. Terkait moda mudik, Budi meminta masyarakat tidak bergantung pada mobil pribadi saja.
Untuk itu, pihaknya menyiapkan 10.000-20.000 kuota pemudik bus gratis. Adapun kuota mudik menggunakaan kapal 20.000-30.000 pemudik. Moda udara juga diprediksi bakal menjadi incaran pemudik. Tahun lalu, pertumbuhan pemudik yang menggunakan pesawat terbang mencapai 8,4 persen.
Budi juga mengimbau pemudik tidak bergantung pada sepeda motor. Tahun ini, diperkirakan 6,39 juta pemudik menggunakan sepeda motor. Jumlah ini meningkat lebih dari 33 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 4,7 juta pemudik.
”Padahal, hampir 75 persen kecelakaan saat mudik melibatkan sepeda motor,” ujarnya. Untuk itu, Kementerian Perhubungan menyiapkan pengangkutan 18.000 sepeda motor ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan kereta api.
Pemudik juga diminta memanfaatkan bus. Untuk menjamin keselamatan moda itu, pihaknya mewajibkan setiap bus melaksanakan pengecekan rem dan ban serta peralatan lainnya. Nantinya, setiap bus yang laik jalan diberikan tanda khusus.
Terkait jalur mudik, Budi meminta masyarakat tidak bergantung pada jalan tol. Meski jalan tol ditargetkan tersambung sari Jakarta hingga Surabaya, Jawa Timur, sejumlah titik masih bersifat fungsional. ”Jalan tol itu hanya salah satu pilihan. Masih ada jalan nasional, seperti pantura dan jalur selatan, yang kondisinya cukup baik,” ujarnya.
Budi menuturkan, pihaknya bersama kepolisian akan siaga dari Jakarta-Semarang, Jateng. Cirebon diprediksi menjadi tumpuan dalam masa mudik. ”Sekitar 60 persen pemudik yang menuju Jateng dan Jatim akan melintasi Cirebon. Saat mudik nanti, saya akan menginap di Cirebon,” katanya.
Selain moda dan jalur mudik, pemilihan waktu keberangkatan juga menentukan kelancaran arus mudik. Menurut dia, berdasarkan penelitian Kemenhub yang bekerja sama dengan Litbang Kompas, sebagian besar pemudik memilih waktu H-2 dan H-3 Lebaran untuk pulang ke daerahnya.
Akibatnya, dalam waktu tersebut, kendaraan menumpuk dan memicu kemacetan. Padahal, pada masa mudik tahun ini, masa libur dimulai H-7 Lebaran. Ia berharap pemudik memecah waktu keberangkatannya. ”Kami akan berupaya menjadikan mudik masyarakat lancar,” ujar Budi.