CIREBON, KOMPAS — Forum Silaturahmi Keraton Se-Nusantara berkomitmen melawan terorisme dan kekerasan yang terjadi dalam sepekan terakhir di sejumlah daerah. Aksi terorisme merupakan tindakan biadab dan tidak manusiawi.
”Mari bersama-sama melawan terorisme. Kami sudah menyampaikan kepada keluarga besar di keraton se-Nusantara untuk mencegah terorisme, anarkisme, dan gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat,” ujar Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, yang juga Ketua Umum FSKN, Senin (14/5/2018) di Cirebon, Jawa Barat.
Masyarakat keraton juga diminta segera melaporkan kepada aparat keamanan jika terdapat hal-hal yang mencurigakan.
FSKN terdiri atas 47 keraton dan kerajaan yang berasal dari Cirebon, Yogyakarta, Palembang (Sumatera Selatan), dan Palopo (Sulawesi Selatan). Sebagai pusat kebudayaan yang telah berumur berabad-abad, keraton dan kerajaan merupakan embrio terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”Ajaran kebencian, fitnah, dan permusuhan bertolak belakang dengan ajaran adat dan budaya Indonesia,” ujar Arief.
Indonesia, lanjutnya, merupakan negara bermoral dan berbudaya dan menjunjung tinggi keberagaman. Kota Cirebon, misalnya, memiliki tiga keraton, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Sejak abad ke-15, orang Jawa, China, Arab, dan Eropa hidup berdampingan.
Arief meminta polisi menindak tegas pelaku terorisme, sekaligus mengantisipasi aksi teror di daerah lain. Sebelumnya, belasan orang meninggal dalam ledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
”Kami juga meminta elite politik dan kepentingan tertentu tidak menghalalkan segala cara. Namun, bersatu melawan terorisme,” ujar Arief.
Sementara itu, di kantor Kepolisian Resor Cirebon Kota, belasan personel gabungan dari polisi dan TNI bersiaga. Gerbang Polres Cirebon Kota juga dijaga dua polisi dengan rompi antipeluru dan senjata laras panjang. Personel gabungan juga berpatroli keliling Cirebon.
Ketua Lingkungan Gereja Bunda Maria Cirebon Yohanes Muryadi mengatakan, pihaknya telah meminta umat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak terprovokasi dengan aksi teror di Surabaya. ”Kami akan berkoordinasi dengan polisi untuk bersiaga di gereja,” ujarnya.